Industri Properti Tunggu Gebrakan Kabinet Indonesia Maju
Merdeka.com - Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sudah berjalan beberapa hari. Beragam reaksi muncul terutama dari sektor bisnis dan ekonomi terkait kabinet baru ini. Banyak yang berharap agar kondisi perekonomian yang lebih baik semakin cepat terwujud.
Beragam pekerjaan rumah di Kabinet Indonesia Maju menunggu hadirnya kebijakan baru. Terutama terkait industri properti. Pasalnya hingga kuartal III 2019, industri ini masih mengalami perlambatan. Padahal antara pemerintah dan otoritas terkait seperti BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan kelonggaran kepada perbankan dalam menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Dua kementerian yang terkait industri properti yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang tidak mengalami pergantian Menteri. Kita bisa berharap akan ada kelanjutan dari berbagai kebijakan kementerian yang selama ini sudah berjalan baik, bisa berlanjut di periode yang mendatang," ujar Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan.
Ike mengharapkan agar kinerja kabinet baru bisa menggairahkan kembali industri properti di Indonesia setelah sekian lama mengalami pertumbuhan yang stagnan atau cenderung landai.
Adanya perlambatan pertumbuhan industri properti tanah air ini tercermin dari Rumah.com Property Market Index yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan suplai properti tahunan secara nasional pada Q3 tahun 2019 ini, yaitu turun sebesar 4 persen jika dibandingkan dengan Q3 tahun 2018 lalu (year-on year). Sementara itu jika dibandingkan dengan Q2 2019 terjadi kenaikan suplai properti sebesar 28 persen (quarter-on-quarter).
Data Rumah.com Property Market Index ini memiliki akurasi data yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis lebih dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Menurut Rumah.com Property Market Index, penurunan suplai properti tahunan juga terjadi di kawasan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) pada Q3 tahun 2019 ini, turun sebesar 11,8 persen jika dibandingkan dengan Q3 tahun 2018 lalu (year-on year). Sedangkan jika dibandingkan dengan Q2 2019 terjadi kenaikan suplai properti di kawasan Bodetabek sebesar 8,9 persen (quarter-on-quarter).
Untuk menggenjot industri properti agar kembali bergairah salah satunya melalui pembangunan infrastruktur. Pemerintahan Presiden Joko Widodo menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu dari lima fokus yang akan dikerjakan dalam lima tahun ke depan.
Pentingnya pembangunan infrastruktur untuk menggairahkan industri properti ini tercermin pada hasil Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2 2019. Dekatnya jarak dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan transportasi massal menjadi faktor utama yang menentukan keputusan membeli properti. Sebanyak 65 persen responden yang memilih kedekatan jarak menuju tempat kerja dan 60 persen responden yang memilih kedekatan jarak menuju transportasi massal sebagai penentu keputusan untuk membeli properti.
Dengan hadirnya Kabinet Indonesia Maju yang baru berjalan beberapa hari ini, pelaku industri properti berharap adanya sinergi dan relaksasi dalam hal regulasi. Baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun perbankan. Tentu merupakan kerja bersama seluruh pihak yang berkontribusi untuk meningkatkan daya serap pasar.
"Pada periode Kabinet Indonesia Maju ini kami berharap pemerintah membuat terobosan kebijakan-kebijakan baru yang dapat mendorong pertumbuhan industri properti di tanah air. Apalagi, kinerja sektor properti tahun depan diprediksi masih sangat menantang karena dipengaruhi ketidakpastian ekonomi global," pungkas Ike.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru Pertama Kali Kerja Mau Ambil KPR Rumah, Bisa Nggak Ya?
Perlu banyak persiapan dan pertimbangan finansial yang harus dilakukan terutama yang baru pertama kali bekerja.
Baca SelengkapnyaSektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaDirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaOJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaDikeluhkan Soal Modal saat Blusukan ke Pasar Boyolali, Ganjar Janjikan Kredit Bunga Ringan Khusus Pedagang
Ganjar bicara memiliki program bernama Kredit Lapak, kredit murah khusus untuk para pedagang pasar saat menjabat Gubernur Jateng.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan Insentif Pajak Properti 2024 Dipercaya Bakal Dongkrak Penjualan Apartemen
Kepemilikan apartemen tidak hanya untuk hunian, namun juga dapat dijadikan sebagai instrumen investasi yang memberikan imbal hasil bagi pemiliknya.
Baca SelengkapnyaKisah Nasabah PNM Mekaar, Ambil Kredit Rp5 Juta Kini Bisa Ekspor Produk Hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca Selengkapnya