Industri Keuangan Syariah Dinilai Tahan dari Krisis
Merdeka.com - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk., Hery Gunardi mengatakan, bank syariah masih memiliki peluang untuk tumbuh di masa pandemi Covid-19 ini. Terbukti dari daya tahan industri keuangan syariah yang masih bisa tumbuh dua digit di tahun 2020 lalu.
"Bank syariah ini masih punya peluang tumbuh dan ini cukup memiliki daya tahan terhadap krisis," kata Hery dalam Webinar Peluang dan Tantangan Bisnis Perbankan Syariah Pasca Merger Bank Syariah BUMN, Jakarta, Rabu, (10/2).
Pertumbuhan aset perbankan syariah tumbuh 13,36 persen secara tahunan, lebih baik dari bank konvensional yang hanya tumbuh 7,18 persen. Dari sisi pembiayaan, bank syariah tumbuh 9,16 persen. Sedangkan bank konvensional mengalami kontraksi hingga -2,02 persen.
Begitu juga pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Meski keduanya tumbuh positif, namun bank syariah lebih tinggi yaitu 13,52 persen dibandingkan bank konvensional yang tumbuh 11,24 persen. "Ini adalah kondisi saat ini dan kita punya secercah harapan," kata Hery.
Pertumbuhan keuangan syariah pun mendapat dukungan dari pemerintah. Hery mengatakan komitmen tersebut terlihat dari keseriusan presiden, wakil presiden hingga menteri BUMN yang melakukan penggabungan tiga bank syariah milik negara.
"Penggabungan ini tujuannya untuk jadi bank syariah terbesar dan punya daya saing terbesar, dan akhirnya bisa memberikan layanan optimal baik dari SME dan mikro yang didukung digital channel yang baik," kata dia.
Saat ini Bank Syariah Indonesia memiliki kinerja keuangan yang solid. Tercermin dari aset yang mencapai Rp 239,73 triliun dan DPK sebesar RP 209,9 triliun. Lalu Pembiayaan sebesar Rp 156,2 triliun, equity sebesar Rp 21,74 triliun dan laba bersih per Desember 2020 mencapai Rp 2,19 triliun.
Hingga 9 Februari 2021, harga saham BSI sebesar Rp 2.830 dan IPO sebesar Rp 510. Sementara market cap dalam periode yang sama mencapai Rp 116,12 triliun dan IPO sebesar Rp 4,96 triliun.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024
Industri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sukses Sedot Perhatian! Tonton Serunya Acara KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024
Kegiatan yang didukung PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI tersebut memanfaatkan momentum Ramadan yang penuh berkah dan kebaikan.
Baca SelengkapnyaOJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaBank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra
Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaResmi Ditutup, OJK Harap BFN-IFSE 2023 Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital
Sektor fintech syariah dapat terus tumbuh dan mampu menjawab kebutuhan keuangan konsumen Muslim di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024
Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.
Baca Selengkapnya