Merdeka.com - Lembaga konsultan MarkPlus Inc melihat basis marketing di Indonesia mulai bertambah sejak kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla diisi orang-orang yang mumpuni di dunia pemasaran. Beberapa menteri di Kabinet Kerja diakui jagoan di dunia pemasaran.

"Jumlah marketing pasti makin banyak, karena di kabinet Jokowi juga meraih penghargaan Marketeer of The Year seperti Arief Yahya (Menteri Pariwisata) dan Jokowi sendiri. Makanya tahun ini spesial," jelas Pendiri dan Presiden MarkPlus, Hermawan Kertajaya di Jakarta, Senin (10/11).

Dia bercerita Jokowi menekankan pada three point zero. Di mana seorang marketing tak hanya berorientasi pada produk, tapi juga ke konsumen dan memanusiakan konsumen.

"Sekarang sudah tidak zamannya marketing fokus pada produk. Kini lebih kepada menyentuh konsumen dan memberikan peran ke masyarakat," katanya.

Menurutnya, kehadiran marketing dibutuhkan di pasaran Indonesia. Ini untuk membuktikan bahwa Indonesia bukan hanya jadi sasaran produk asing.

"Kalau tidak punya marketing kita hanya akan jadi pasar, bukan produsen. Kalau jumlah entrepreneur harus 5 persen dari total penduduk, maka kita perlu marketing sebanyak-banyaknya," ungkapnya.

Hermawan mengutip pesan Jokowi, Indonesia memiliki produk pariwisata dan industri kreatif yang unik, menarik serta bernilai tambah. Namun tanpa sebuah kemampuan memasarkan produk dan jasa, maka produk itu akan sia-sia.

"Negara ini perlu dimarketingi orang-orang kreatif dan inovatif, jangan cuma jago pasarkan produk dan jasa korporasi tapi tidak bisa memasarkan produk dan jasa negara ini," katanya.