Indonesia Jajaki Ekspor Mangrove, Rehabilitasi 10.000 Hektare Lahan di UEA
Merdeka.com - Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi menemui Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Uni Emirat Arab (UEA), Abdullah Mohammad Bel Haif Al Nuaimi. Pertemuan diadakan untuk membahas program rehabilitasi mangrove.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti, menawarkan ratusan jenis mangrove yang ada di Indonesia. Sebab, UEA hanya memiliki satu jenis mangrove yakni Avicenna Marina atau biasa disebut dengan gray mangrove.
Nani menjelaskan ada ratusan spesies mangrove dari Indonesia yang bisa digunakan sebagai upaya rehabilitasi dan konservasi mangrove di UEA. Secara alami mangrove berfungsi sebagai pelindung bagi pantai dari gelombang besar.
"Secara alami, mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari gelombang besar," kata Nani dalam keterangannya di Dubai, Jakarta, Sabtu, (31/10).
Selain itu, mangrove juga berfungsi menyerap karbon dan penghasil oksigen. Bahkan, mangrove juga sebagai tempat berlindung dan pemijahan ikan.
Sehingga, kata Nani, kerjasama pengembangan rehabilitasi mengrove antara Indonesia dan UEA penting bagi kedua negara. "Kerjasama ini menjadi sangat penting dan urgent bagi kedua belah pihak," sambung Nani.
Durasi Kerjasama 4 Tahun
Kepada Abdullah, Nani mengusulkan pengembangan mega proyek mangrove minimal seluas 10.000 hektar. Implementasi ini diharapkan bisa terwujud hanya dalam waktu 4 tahun.
Menanggapi itu, Abdullah memberikan apresiasi kepada Indonesia. Dia mengaku kagum dengan Indonesia yang memiliki potensi alam yang besar. Sehingga dia sepakat untuk melanjutkan hubungan baik Indonesia-UEA.
Menteri Abdullah mengapresiasi Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam sangat besar dan ingin melanjutkan hubungan baik yang telah terjalin selama ini. Duta Besar RI menyambut baik keinginan Menteri Abdullah dan mendorong agar perjanjian kerjasama dapat segera diimplementasikan.
Sebagai informasi, pada Februari 2020 lalu, kedua belah pihak telah menyusun Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerjasama tersebut. Mereka telah menyepakati area kerjasama di bidang pengelolaan dan rehabilitasi mangrove. Termasuk kajian pengembangan ekosistem mangrove dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini.
Baca SelengkapnyaProgram Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan Hutan Pertamina pulihkan lingkungan melalui Rehabilitasi Mangrove di NTT.
Baca SelengkapnyaHutan mangrove memiliki fungsi penting dalam menjaga ekosistem alam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaCak Imin menyinggung pemerintah soal penggundulan hutan dan program pangan yang tidak berhasil.
Baca SelengkapnyaMenKopUKM Teten Masduki menilai PUM Netherlands Senior Experts telah berhasil dalam menciptakan iklim usaha.
Baca SelengkapnyaKolaborasi ini diawali dengan perintisan pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis Nusantara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Baca SelengkapnyaKebijakan untuk pengelolaan kelautan juga perlu keterhubungan antar pulau pelabuhan dengan infrastruktur darat.
Baca SelengkapnyaKegiatan yang terbagi dalam beberapa rangkaian ini, dimaksudkan untuk menjawab dan menyelesaikan beragam persoalan.
Baca Selengkapnya