INDEF nilai Lebaran dan Pilkada tak bantu dongkrak daya beli, ini alasannya
Merdeka.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai adanya momen Lebaran dan Pilkada serentak di bulan Juni tidak mampu mendongkrak daya beli masyarakat. Ini terbukti dengan lonjakan inflasi yang cukup tajam.
Peneliti Indef, Esa Suryaningrum, mengatakan bahwa inflasi Lebaran tahun ini merupakan terendah dalam 4 tahun terakhir. Namun, peningkatan dari bulan sebelumnya cukup tinggi.
"Inflasi Mei 0,21 persen, kemudian melonjak di Juni 0,38 (jadi 0,59 persen). Jadi lonjakannya sangat tajam," kata Esa dalam sebuah acara diskusi di kawasan Pasar Minggu, Selasa (3/7).
Esa mengungkapkan lonjakan paling signifikan terjadi pada sektor transportasi dan bahan makanan. Inflasi transportasi tidak bisa dihindari sebab pada momen arus mudik dan arus balik otomatis harga tiket menjadi lebih mahal dibanding hari biasa. Begitu pun inflasi pada bahan makanan tidak dapat dicegah karena pada momen tersebut permintaan meningkat cukup drastis.
"Inflasi transportasi dari 0,18 persen jadi 1,50 persen, ini luar biasa 1,32 persen naiknya," ujarnya.
Meskipun inflasi relatif rendah dibandingkan tahun lalu, Esa menyatakan bahwa Indef menggarisbawahi bahwa inflasi Mei ke Juni sangat tajam lonjakannya. "Daya beli masyarakat tentunya bukan menguat malah melemah karena lonjakan inflasi Mei ke Juni melonjak tajam."
Esa menjelaskan, jika daya beli masyarakat melemah maka laju pertumbuhan ekonomi pun akan terhambat. "Adanya faktor Pilkada dan Lebaran yang bisa jadi mesin untuk mendongkrak konsumsi ternyata tidak, karena daya belinya melemah."
Sementara itu, peneliti Indef lainnya, Eko Listiyanto, menyatakan bahwa perekonomian pasca Pilkada meleset dari prediksi. "Dilihat dari berbagai indikator ternyata realisasinya banyak yang meleset," ujarnya.
Salah satunya adalah inflasi yang sebelumnya banyak diprediksi pada kisaran 0,3 persen. Namun, pada kenyataanya inflasi Juni mencapai angka 0,59 persen.
Selain itu, Eko juga menyoroti jomplangnya perbedaan kenaikan inflasi dengan Nilai Tukar Petani (NTP). Artinya, kenaikan harga bahan pangan tidak dinikmati oleh para petani. "NTP angkanya Alhamdulillah naik (meski hanya) sepersepuluhnya naiknya cuma 0,05 persen. Inflasinya naik jadi 0,59 persen."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Stok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaBenarkah Beras Langka di Alfamart dan Indomaret karena Bansos? Kepala Bapanas Jawab Begini
Arief menyebut, kelangkaan beras saat ini diakibatkan oleh dampak El Nino yang mempengaruhi produksi padi di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Penyebab Beras Langka di Alfamart dan Indomaret
Guna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca Selengkapnya