Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

INDEF Ingatkan Ancaman Tingginya Angka Kemiskinan Imbas Covid-19

INDEF Ingatkan Ancaman Tingginya Angka Kemiskinan Imbas Covid-19 Kemiskinan kota meleset. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, mengingatkan virus corona mengakibatkan peningkatan jumlah orang miskin baru di Indonesia. Menyusul melonjaknya angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan di sejumlah daerah.

Alhasil daya beli masyarakat kian menurun setelah mereka dihadapkan pada kondisi sulit akibat wabah corona. "Beruntung pemerintah telah menyalurkan berbagai bantuan jaring pengaman sosial seperti BLT, PKH, Sembako dan lainnya," jelasnya saat menggelar diskusi virtual di akun instagram Indef, Jumat (29/5).

Dia juga meminta perusahaan untuk menyesuaikan proyeksi bisnis seiring meluasnya wabah covid-19 di Tanah Air. Apalagi pemerintah bersikeras untuk menerapkan skema kenormalan baru dalam waktu dekat.

"Proyeksi bisnis tahun 2020 harus disesuaikan perusahaan saat wabah berlangsung. Pemerintah juga akan menerapkan new normal," ujarnya.

Dia mengatakan penyesuaian proyeksi oleh perusahaan penting dilakukan apabila tidak ingin merugi. Mengingat wabah ini telah menyebabkan dampak buruk bagi mayoritas keuangan perusahaan.

Bank Dunia Prediksi 60 Juta Orang Miskin Baru Akibat Corona

Sebelumnya, Bank Dunia menyampaikan, pandemi virus corona dapat mendorong sebanyak 60 juta orang jatuh miskin. Peringatan itu mengisyaratkan pesimisme para ekonom tentang skala dan durasi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bank Dunia, yang memberikan pinjaman dan hibah kepada pemerintah negara-negara miskin, memperkirakan sejak sebulan lalu, tahun ini akan menandai langkah mundur dalam sejarah terkait kesenjangan, disebut pandemi "kemungkinan akan menyebabkan peningkatan pertama dalam kemiskinan global sejak 1998." Demikian dilansir dari CNN, Kamis (21/5).

Dikatakan dalam sebuah unggahan blog pada 20 April, "perkiraan terbaik" yaitu 49 juta orang akan jatuh ke tingkat kemiskinan ekstrem, di mana mereka harus hidup hanya dengan kurang dari USD 1,90 per hari atau sekitar Rp27.000.

Prospek yang memburuk disebabkan oleh tertutupnya berbagai aktivitas ekonomi dan "terhapusnya banyak kemajuan dalam pengentasan kemiskinan," kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam sebuah pernyataan.

Lonjakan kasus baru-baru ini di beberapa negara juga memaksa Bank Dunia untuk menerapkan apa yang disebut sebagai "respons krisis terbesar dan tercepat" yang pernah ada. Disebutkan upaya bantuan daruratnya telah mencapai 100 negara berkembang, yang merupakan rumah bagi 70 persen populasi dunia.

Bank Dunia bertujuan untuk membantu masyarakat rentan dengan memberikan hibah dan pinjaman kepada individu dan dunia usaha, serta menangguhkan pembayaran utang untuk beberapa negara termiskin di dunia. Secara keseluruhan, pihaknya telah berjanji setidaknya menggelontorkan sekitar USD 160 miliar atau Rp2,3 triliun untuk memerangi virus.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu

Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu

Dia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.

Baca Selengkapnya
Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen

Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen

Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya