INDEF Beberkan Syarat Genjot Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 7 Persen
Merdeka.com - Ekonom Senior INDEF Nawir Messi, membeberkan syarat agar Indonesia dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi serta terlepas dari bayang-bayang ancaman 'middle income trap'. Salah satu syarat yang dibutuhkan adalah peningkatan yang signifikan dalam investasi.
Menurut dia, untuk dapat mendapatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen, Indonesia membutuhkan lonjakan investasi sebesar 14 persen.
"Kalau kita mau tumbuh untuk keluar dari middle income trap. Dari data yang ada pada tingkat (pertumbuhan ekonomi) 6 persen, lonjakan (investasi) 14 persen," kata dia, dalam diskusi, di Jakarta, Kamis (7/2).
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5 persen masih tergolong moderat. Diketahui berdasarkan data BPS, pertumbuhan Indonesia tahun 2018 sebesar 5,17 persen.
"Tidak memberikan kecenderungan naik. Kalau banding dengan negara se-kawasan kita ada di level moderat tidak terlalu naik dan tidak terlalu rendah," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa Indonesia tentu ingin tumbuh menjadi 'high level income country'. Saat ini, kata dia, pendapatan per kapita Indonesia masih jauh dari kategori tersebut, yakni masih di level USD 3.800 per tahun.
"3.800 mendekati 4.000. Masih terlalu jauh ke High Level income country," jelas dia.
Indonesia mungkin saja tumbuh menjadi negara 'high level income country' dengan pendapatan per kapita rata-rata 10.000 per tahun. Namun syaratnya pun tak mudah. Sebab perekonomian Indonesia harus tumbuh 7,5 per tahun hingga 2030.
"(Pertumbuhan ekonomi) Harus tumbuh rata-rata 7,5 persen per tahun sampai 2030 untuk naik pangkat. Ini bukan pekerjaan kecil banyak sekali tantangan dalam konteks mendorong perekonomian Indonesia untuk naik kelas," ujarnya.
Dia menambahkan untuk tumbuh 7,5 persen pun tidak mudah. Sebab, investasi perlu ditingkatkan hingga ke level 40-an persen.
"Apalagi kalau mau 7,5 kita butuh 40-an persen. Kita butuh lonjakan investasi yang demikian. Untuk mencapai pendapatan per kapita di atas USD 10.000 per tahun pada penghujung 2030," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaIndonesia Tak Alami Deindustrialisasi, Ini Buktinya
Kontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Risma Dipuji Usai Beberkan Strategi Indonesia Tangani Krisis Pangan, Gempa Bumi hingga Banjir di Forum OECD Perancis
Penjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca Selengkapnya