Importir lebih suka pembatasan berdasarkan produk
Merdeka.com - Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 82 tahun 2012 tentang impor produk hortikultura membatasi akses masuk barang impor hanya ke lima pelabuhan saja. Dalam pandangan importir, aturan itu tidak akan mengubah keadaan dan tetap tidak menolong produsen sayur dan buah.
Sekretaris Jenderal Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Achmad Ridwan menyatakan, lima pelabuhan yang ditunjuk pemerintah kualitasnya di bawah Tanjung Priok, Jakarta. Bahkan lokasinya malah dekat dengan sentra produksi buah dan sayur lokal. Otomatis, barang impor langsung bersaing dengan hasil tani lokal.
"Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya itu malah dekat dengan Malang, dekat Probolinggo sebagai produsen buah, jadi buat kami tidak mengubah keadaan," ujarnya selepas mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VI di gedung DPR, Selasa (5/2).
Dia lebih mendukung pembatasan produk hortikultura berdasarkan komoditasnya. Dia berharap pemerintah merevisi permendag itu agar semua pelabuhan dibuka dengan syarat tertentu.
"Tapi bukan berarti semua pelabuhan dibuka ya, lihat fasilitas karantinanya misalnya," cetusnya.
Ridwan mengklaim pihaknya sudah mengimbau setiap importir yang bergabung dengan asosiasinya agar mengimpor barang yang benar-benar tidak diproduksi di dalam negeri. Dengan demikian, buah dan sayuran yang didatangkan tidak merugikan petani lokal.
"Kita mengimpor barang atau komoditas yang belum diproduksi di Indonesia, kalau misalkan sudah ada substitusi di Indonesia untuk tingkatkan pendapatan petani ya kita setuju-setuju saja(pembatasan kuota impor)," tegasnya.
Permendag 54/2012 membatasi impor buah dan sayuran hanya boleh melalui Pelabuhan Belawan, Tanjung Perak, Makassar, Tanjung Emas, dan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaPemprov Kaltim Pacu Produksi Pisang untuk Pasar Internasional
Pemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan dan pengembangan produksi komoditas pisang di daerah.
Baca Selengkapnya12 Cara Meningkatkan Produksi ASI secara Alami dan Efektif
Sejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Luhut Akui Ada Tenaga Kerja Asing di Proyek Hilirisasi: Jumlahnya 15 Persen Saja
Luhut memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.
Baca SelengkapnyaTahapan Pelaksanaan Pemilu di Indonesia, Menarik Dipelajari
Pelaksanaan pemilu memiliki langkah-langkah yang terstruktur dan diatur secara ketat.
Baca SelengkapnyaPopuler di Asia Tenggara, Ini Manfaat Cincau Hitam yang Menyegarkan
Cincau hitam dibuat dari daun tanaman Cyperus alternifolius atau Platostoma palustre (Mesona palustris).
Baca Selengkapnya9 Ikan Lokal untuk MPASI, Mudah Dicari dan Efektif Bantu Cerdaskan Otak Anak
Jenis-jenis ikan lokal ini memiliki manfaat sebagai sumber protein hewani yang penting untuk pertumbuhan otak, membuatnya cocok sebagai pilihan menu MPASI.
Baca SelengkapnyaMengintip Produksi Cincau Hitam di Pacitan, Dimasak secara Tradisional tanpa Pengawet Cocok untuk Buka Puasa
Cincau Pacitan ini terjual hingga Bali dan Pekanbaru
Baca SelengkapnyaIbu Rumah Tangga di Medan Raup Cuan dari Bunga Telang, Dipercaya Berkhasiat bagi Tubuh
Berawal dari coba-coba, siapa sangka produk dari bunga telang ini ternyata bisa menghasilkan cuan.
Baca Selengkapnya