Impor barang modal terus meningkat
Merdeka.com - Bank Indonesia memperkirakan impor barang modal akan terus meningkat seiring naiknya investasi dan konsumsi domestik.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mendesak pemerintah harus mulai menerapkan langka untuk mengurangi impor bahan baku, salah satunya dengan menerapkan undang undang mineral dan batubara yang tidak lagi diperbolehkan ekspor bahan mentah sebelum diolah di dalam negeri.
"Karena (impor) semua barang modal, raw material, mengakibatkan impornya yang ikut cepat naik. Artinya industri manufaktur harus produksi barang modal sendiri, produksi raw material sendiri," ungkapnya di gedung Bank Sentral, Jumat (24/8).
Bank Sentral optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga masih bisa menembus kisaran 6,3 persen hingga 6,4 persen. Pertumbuhan masih mengandalkan konsumsi domestik dan investasi. "itu yang masih tinggi," ungkapnya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca Selengkapnya