Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Imbas Perang, Ekonomi Eropa Timur & Asia Tengah Diperkirakan Melemah di 2023

Imbas Perang, Ekonomi Eropa Timur & Asia Tengah Diperkirakan Melemah di 2023 pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 di negara-negara di Eropa Timur dan Asia Tengah akan melemah. Ini dikarenakan oleh pemutusan energi Rusia ke Uni Eropa yang juga akan mengarahkan ke jurang resesi yang paling dalam.

Dalam perkiraan ekonomi yang diperbaharui oleh bank dunia Produk Domestik Bruto (PDB) kolektif di dua kawasan tersebut sekarang diperkirakan akan berkontraksi 0,2 persen tahun 2022 dan tumbuh sebesar 0,3 persen pada tahun 2023 karena efek limpahan dari invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara Bank Dunia memperkirakan ekonomi Ukraina menyusut 35 persen pada tahun 2022, yang dikarenakan oleh kapasitas produktif yang melemah, serta kerusakan lahan pertanian dan berkurang nya pasokan tenaga kerja dengan pengungsian sebanyak 14 juta orang akibat perang yang terjadi.

"Ukraina terus membutuhkan dukungan keuangan yang sangat besar karena perang terus berkecamuk serta untuk proyek-proyek pemulihan dan rekonstruksi yang dapat dimulai dengan cepat," ujar Wakil Presiden Bank Dunia untuk Eropa dan Asia Tengah Anna Bjerde, dikutip dari Reuters, Rabu (5/10).

Untuk melakukan pemulihan dan rekonstruksi pada Ukrainian pada seluruh sektor sosial, produktif dan infrastruktur setidaknya membutuhkan dana USD 349 miliar lebih dari 1,5 kali ukuran PDB pada tahun 2021.

Penghentian pasokan energi yang diperpanjang ke UE dapat memicu resesi bagi negara-negara Eropa dan Asia Tengah, dengan output kolektif menyusut sebesar 1,2 persen. Dampaknya akan lebih besar pada negara-negara yang lebih bergantung pada gas alam Rusia, dan lebih sedikit pada negara-negara yang memiliki akses ke pasokan gas alternatif atau lebih banyak produksi energi domestik.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi berpotensi akan mempengaruhi kinerja ekonomi global pada tahun 2023, yaitu potensi mengalami koreksi ke bawah.

Dia menjelaskan inflasi yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang melambat akan mengakibatkan stagflasi. Negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang merupakan penggerak perekonomian dunia berpotensi mengalami resesi pada tahun 2023.

"Kami menyampaikan gambaran gejolak ekonomi global saat ini tidak untuk membuat kita khawatir dan gentar, namun untuk memberikan sense bahwa gejolak perekonomian tahun ini maupun tahun depan yang akan kita hadapi bersama harus dapat diantisipasi dan dikelola dengan prudent dan hati-hati," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia

Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya

Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya