Imbas momen Lebaran, nilai ekspor RI menurun 19,8 persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Juni 2018 mencapai USD 13,00 miliar atau menurun 19,80 persen dibanding ekspor Mei 2018. Sementara dibanding Juni 2017 meningkat 11,47 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto menyebutkan bahwa ekspor nonmigas Juni 2018 mencapai USD 11,28 miliar, turun 22,57 persen dibanding Mei 2018. Sementara dibanding ekspor nonmigas Juni 2017, naik 8,61 persen.
"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2018 mencapai USD 88,02 miliar atau meningkat 10,03 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD 79,38 miliar atau meningkat 9,66 persen," kata Suhariyanto di kantornya, Senin (16/7).
Suhariyanto mengungkapkan, penurunan terbesar ekspor nonmigas Juni 2018 terhadap Mei 2018 terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar USD 241,1 juta (36,21 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD 119,0 juta (6,11 persen).
"Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juni 2018 naik 5,35 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 36,16 persen, sementara ekspor hasil pertanian turun 7,68 persen," ujarnya.
Ekspor nonmigas Juni 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu 2,05 miliar USD, disusul Jepang 1,23 miliar USD dan Amerika Serikat 1,13 miliar USD, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,16 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,17 miliar USD.
Menurut provinsi asal barang, ekspor indonesia terbesar pada Januari-Juni 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 14,63 miliar USD (16,62 persen), diikuti Jawa Timur 9,23 miliar USD (10,49 persen) dan Kalimantan Timur 9,10 miliar USD (10,34 persen).
Dia menjelaskan ekspor menurun sebab ada momen libur lebaran pada bulan Juni. "Terbukti 2 tahun sebelumnya patternya sama. Lebaran akan naik lagi," imbuhnya.
Suhariyanto meminta pemerintah untuk terus berkomitmen meningkatkan ekspor sebab nilai impor Indonesia masih cukup tinggi meski mengalami penurunan. "Perlu perhatian pemerintah untuk komitmen meningkatkan ekspor dan menerapkan berbagai kebijakan."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor Indonesia Anjlok Hingga 18 Persen di Juli 2023, Ini Biang Keroknya
Penurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaEkspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaPerputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaH-4 Lebaran 2024, Penumpang Kereta Cepat Meningkat 80 Persen
Berdasarkan survei, 55 persen dari penumpang KCIC diketahui menggunakan layanan ini untuk berwisata.
Baca SelengkapnyaEkspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya
BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca Selengkapnya