Merdeka.com - Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengaku tidak sependapat dengan ide atau usulan Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait jalur motor di dalam tol. Hal ini dinilai sangat berbahaya. Selain itu, ide tersebut juga seolah mendukung masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.

Djoko mengusulkan agar pemerintah untuk membuat aturan pembatasan sepeda motor di tengah kota. Pembatasan sepeda motor bisa dilakukan dengan membatasi cc sepeda motor yang beredar.

"Sepeda motor ini harusnya di regulasi tingkat kecelakaannya tinggi sekali dan tingkat kesemerawutannya tinggi. Pemerintah harus membuat regulasi dengan cc nya diturunkan di bawah 100 cc," ucap Djoko ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (21/2).

Dengan dibatasinya cc sepeda motor yang beredar, maka masyarakat yang berada di luar kota Jakarta akan memilih angkutan umum. Kebijakan ini telah diterapkan di China dan Jepang yang notabene merupakan produsen sepeda motor.

"Jadi mereka dari Bekasi tidak mungkin naik motor. Aturan seperti ini sudah diterapkan di China dan Jepang," tegasnya.

Motor dengan cc besar di atas 100 cc harusnya hanya dibolehkan di daerah daerah yang kurang transportasi. Namun untuk di tengah kota, pemerintah bisa membatasi dengan penerapan cc motor kecil.

"Motor di daerah pedesaan cc nya boleh tinggi. Kalau di kota itu cc nya harusnya rendah atau ga sepeda motor listrik kecepatannya yang maksimal 40. Ini juga tidak membahayakan," tambahnya.