HSBC Bakal Pangkas 10.000 Pekerja Secara Global
Merdeka.com - HSBC Holdings berencana untuk memangkas 10.000 pekerja secara global. Chief Executive Officer (CEO), Noel Quinn mengaku sedang berupaya mengurangi biaya di seluruh kelompok bisnis perbankan.
Melansir The Guardian yang mengutip Financial Times, pemangkasan tersebut akan berfokus terutama pada yang bergaji tinggi. Rencana tersebut dinilai upaya paling ambisius untuk memangkas biaya.
HSBC yang beroperasi di 65 negara mengumumkan langkah awal pemotongan biaya dan pengurangan pekerjaan setelah keluarnya laporan hasil kuartal ketiga akhir bulan ini.
Dosen senior dalam bidang keuangan di Universitas Sydney, Dr Andrew Grant mengatakan, jumlah pemangkasan pekerjaan cukup tinggi, mencapai empat persen dari jumlah tenaga kerja perusahaan. Hingga Juni 2019, perusahaan mempekerjakan sekitar 238.000 orang di seluruh dunia.
"Dengan bank sebesar ini dan di banyak negara yang beroperasi, mereka memiliki cukup banyak fleksibilitas untuk menyesuaikan operasi mereka untuk mencerminkan profitibilitas yang lebih baik di negara lain," lanjut Grant.
Noel Quinn menjadi CEO sementara setelah kepergian mengejutkan pimpinan sebelumnya John Flint.
Dia menilai perusahaan membutuhkan perubahan di puncak untuk mengatasi tantangan global. "Kami percaya perubahan dilakukan untuk memenuhi tantangan yang kita hadapi dan menangkap peluang yang sangat signifikan di hadapan kita," jelas Mark Tucker, Chairman HSBC.
Pemutusan hubungan kerja dilaporkan juga dipicu prospek bisnis yang suram, dampak dari eskalasi perang dagang antara China dan Amerika, serta keresahan pasar Hong Kong dan Brexit.
JPMorgan Turunkan Target Laba
Selain itu, rekan perbankan termasuk JPMorgan Chase dan Wells Fargo telah menurunkan perkiraan laba 2019 mereka karena bank sentral di seluruh dunia melonggarkan kebijakan moneter dalam menanggapi prospek pertumbuhan global yang melemah. Suku bunga yang lebih rendah dan negatif berarti bank akan mendapat untung lebih kecil dari pinjaman pelanggan, terutama jika mereka menawarkan pengembalian deposito yang lebih tinggi untuk menarik pelanggan.
Bank investasi juga menderita karena meningkatnya persaingan dari perdagangan otomatis, sementara peningkatan persyaratan modal yang mulai berlaku pada tahun 2022 diharapkan membuat perdagangan kurang menguntungkan bagi sejumlah pemain.
Deutsche Bank juga PHK Karyawan
Tak hanya itu, Deutsche Bank juga mengejutkan pasar ketika mengumumkan 18.000 PHK, seperlima dari tenaga kerja globalnya, dan membukukan kerugian kuartalan terbesar dalam empat tahun pada Juli.
Pemberi pinjaman terbesar kedua di Jerman, Commerzbank juga berencana akan memangkas 4.300 jabatan penuh waktu, atau sepersepuluh dari tenaga kerjanya dan menutup 200 cabang saat direstrukturisasi.
Selain itu, Socit Gnrale Prancis memberhentikan 1.600 orang. Barclays mengatakan telah memangkas 3.000 pekerjaan secara global pada paruh pertama tahun ini.
Reporter: Winda Ayu Lestari
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Perusahaan Telat Bayar THR Karyawan Kena Denda Segini
Batas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun
Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca SelengkapnyaDeutsche Bank PHK Massal, Pecat 3.500 Karyawan Tahun Ini
Deutsche Bank pecat 3.500 karyawan demi penghematan biaya operasional sebesar USD2,7 miliar atau setara Rp42,27 triliun.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaCatat, Karyawan yang Masuk Kerja di Hari Pencoblosan Berhak Dapat Uang Lembur
Pengusaha harus memberikan kesempatan kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaKesal Ditagih Uang yang Dicuri, Seorang Pemuda Bunuh Rekan Bisnis
Riski kerap mengambil diam-diam uang dari kas kios pulsa hingga totalnya mencapai Rp80 juta.
Baca Selengkapnya