Hidayat usul ekspansi bisnis miras terbatas di Indonesia Timur
Merdeka.com - Menteri Perindustrian Muhammad Sulaiman Hidayat mengusulkan agar pabrik minuman beralkohol bisa dikembangkan terbatas hanya di Indonesia Timur. Sayangnya itu harus menunggu pelonggaran aturan investasi terkait industri minuman keras (miras) tersebut. "Minuman keras memang salah satunya yang akan kita usulkan dihapus dari Daftar Negatif Investasi (DNI)," ujarnya selepas rapat koordinasi di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (25/7).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 36/2010 tentang DNI, industri minuman beralkohol masih dilarang untuk melakukan ekspansi perluasan pabrik. Padahal, saat ini, permintaan akan minuman beralkohol baik di pasar domestik maupun internasional sedang meningkat.
"Melonggarkan investasi untuk sektor minuman keras akan menguntungkan. Asal, peredaran dan pabriknya diatur," katanya.
Sejauh ini, menurut MS Hidayat, rencana pelonggaran tersebut belum dibicarakan di Kementerian Koordinator Perekonomian. "Belum, kan menunggu dirapatkan, nanti ditentukan oleh Pak Menko," tuturnya.
Tahun lalu, konsumsi minuman berkadar alkohol ringan itu di Tanah Air mencapai 90,3 juta liter. Itu belum termasuk peredaran miras di hotel, restoran, cafe, dan bar.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Makanan dan Minuman Olahan Jerman (VDMA) Richard Clemens menunggu pelonggaran aturan investasi industri miras. Pasalnya, itu berpotensi mendatangkan banyak investor asing.
"Saya yakin sekali banyak yang berminat, perusahaan bir Jerman saja saat ini membuka sekolah budidaya malt (bahan bir) di banyak negara, apalagi jika ini menyangkut pembangunan pabrik, Indonesia akan menjadi pilihan," ujar Richard Clemens.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pakar UI Nilai Hilirisasi Dapat Menghasilkan Nilai Tambah Masyarakat dan Negara
Pemerintah harus serius menggarap industri hilirisasi ini dengan membangun roadmap
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tegaskan Komitmen untuk Wujudkan Kemandirian Industri Pertahanan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil Semringah, Realisasi Investasi 2023 Tembus Rp1.418 Triliun
Angka ini telah melebih target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Minuman Tinggi Gula Dibanding Rendah Kalori
Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca Selengkapnya