Hengkangnya Panasonic & Toshiba tak ada hubungannya dengan KA cepat
Merdeka.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku telah mendapatkan laporan mengenai tutupnya pabrik Panasonic dan Toshiba. Menurut dia, dua perusahaan elektronik raksasa ini bukan hengkang melainkan merelokasi dan merestrukturisasi pabriknya ke kota lain.
"Sebenarnya mereka bukan menarik (diri). Tapi karena adanya penurunan kapasitas dan mereka melakukan relokasi," ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/2).
Pramono menegaskan kedua perusahaan tersebut akan melakukan relokasi ke Kota Bogor, Jawa Barat. Untuk itu, kemungkinan besar para buruh juga akan ikut pindah.
"Ya karena mereka akan merelokasi tempat yang sekarang ke suatu tempat katanya Bogor. Buat yang mau pindah ya pindah. Buat yang tidak ya tentu ada penerimaan pekerja baru," kata dia.
Pramono membantah adanya kabar yang menyebutkan perusahaan asal Jepang ramai-ramai ingin angkat kaki dari tanah air karena pemerintah lebih memilih China menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Ini tidak ada sama sekali hubungannya dengan kereta cepat. Mereka dibeberapa valuenya mereka juga mengerjakan. Misalnya di project city, perhubungan. Sehingga sama sekali tidak ada hubungannya dengan kereta cepat," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba menutup tiga pabriknya di Indonesia dalam kurun waktu Januari-Maret 2016. Lebih dari 2.500 karyawan dipastikan menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Perusahaan elektronik asal negara matahari terbit itu mempunyai enam pabrik. Namun, satu-persatu mulai angkat kaki dalam kurun 10 tahun terakhir.
"Jadi tidak ada lagi pabrik Toshiba. Yang ada Toshiba memproduksi printer di Batam tapi skalanya kecil. Nah, yang tutup ini adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang," kata Iqbal di Jakarta, Selasa (2/2).
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaLewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya
Prajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaCerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun
Mereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kakek di China Punya Solusi Unik Agar Cucunya Tidak Kecanduan Main HP, Caranya Bikin Ngakak
Sang kakek mencari solusi setelah melihat cucunya yang berusia lima tahun tak bisa lepas dari ponsel.
Baca SelengkapnyaTertibnya Lalu Lintas di Jepang, Para Pemotornya Ternyata Ikut Antre di Antara Mobil saat Macet
Kemacetan di Negara Sakura justru mengundang rasa takjub.
Baca SelengkapnyaGara-Gara Harga Beras Mahal, Pedagang Pilih Berhenti Jualan Karena Tak Tega Naikkan Harga
Dia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Tanggapi Jabatan ASN Bakal Diisi TNI: Tiap Permasalahan Ada Peran TNI
Rancangan Peraturan Pemerintah yang membahas manajemen aparatur sipil negara (ASN) mendekati hasil akhir di Kemenpan-RB
Baca SelengkapnyaAwal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca Selengkapnya