Hasilkan 1.000 Ton Limbah per Hari, Tangsel Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Merdeka.com - Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, mengatakan bahwa persoalan sampah di wilayahnya sudah sangat genting dan harus segera ditangani. Salah satunya dengan memanfaatkannya sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Tercatat sekitar 900 ton hingga 1.000 ton sampah yang dibuang setiap hari.
"Kita kurang lebih 900 sampai 1.000 per hari," kata dia, saat ditemui, usia rapat koordinasi 'Waste Energy', di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (8/1).
Tingginya produksi sampah di Tangerang Selatan, kata dia, tidak diimbangi dengan daya tampung dan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sulit diperluas karena terkendala pembebasan lahan.
"Tangerang Selatan itu kan padat penduduknya luar biasa, nambah-nambah persoalan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang kita sulit lakukan pembebasan lahan," ungkapnya.
Hal tersebut kemudian membuat Pemda Tangerang Selatan harus membuang sampah di TPA yang ada di daerah lain. Salah satunya di TPA Nambo, Kabupaten Bogor. "Sampai kemarin kita kerjasama dengan Nambo," jelasnya.
Permasalahan sampah yang mendesak ini, kata dia, mendorong Pemda dengan fasilitasi oleh Pemerintah Pusat untuk menerapkan teknologi dalam pengelolaan sampah yakni dengan membangun PLTSa. "Kalau konsepnya sanitary landfield itu akan berat. Harus menggunakan teknologi, mau tidak mau," ungkapnya.
"Dengan 900 sampai 1.000 ton itu sudah sangat laik untuk dibangun PLTSa," jelasnya.
Saat ini, jelas Airin, sedang dilakukan Studi Kelaikan atau Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED). Kegiatan tersebut melibatkan Pemerintah Korea. Masuknya Pemerintah Korea, kata dia, merupakan bentuk kerjasama government to government (G to G) yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
"Kita sudah ada feasibility study dari negara Korea, mudah-mudahan bisa dipercepat. Di time table itu kan bulan April, kita coba percepat. Pihak Korea berjanji dokumen FS DED-nya selesai di akhir Februari, awal Maret," jelas dia.
Menurut Airin, jika FS dan DED sudah selesai maka proses lelang dapat dimulai. "Karena setelah ada dokumen lelang, lalu proses lelang. Setelah ada pemenang langsung dilakukan sehingga ini mempercepat proses pelelangan dan mempercepat pembangunan, PLTSa ini pun cepat selesai," ungkapnya.
"(Investasi?) Mau BUMD, mau BUMN, swasta silakan saja. Yang penting segera dibangun sehingga persoalan sampah di Tangerang Selatan bisa diselesaikan," imbuhnya.
Diharapkan dengan adanya PLTSa, penanganan dan pengelolaan sampah di Tangerang Selatan dapat berjalan dengan lebih baik sekaligus mengatasi keterbatasan lahan TPA di Tangerang Selatan.
"Selama ini kita (gunakan konsep) sanitary landfield tapi karena keterbatasan lahan, kita kecil 147 km persegi untuk pembebasan lahan sudah sangat sulit. Jadi dari awal sudah saya sampaikan harus gunakan teknologi, dan direspon baik oleh pak presiden sehingga Tangsel masuk dalam Perpres Pembangkit Listrik Tenaga Sampah," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berawal dari Sampah Menumpuk di Tepi Jalan, Kini Tempat Pembuangan Sampah di Tuban Bisa Hasilkan Rp13 Juta per Bulan
Keberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaFOTO: Intip Pengolahan Puluhan Ton Sampah Sungai Ciliwung Menjadi Pupuk Kompos dan Bahan Bakar di TB Simatupang
Selain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaWarga Bawean Digegerkan Kemunculan Sumber Mata Air Panas usai Gempa di Tuban, Begini Penampakannya
Warga Bawean Digegerkan Kemunculan Sumber Mata Air Panas usai Gempa di Tuban, Begini Penampakannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaSinkronasi Pembangkit Apung Pertama di Indonesia Rampung, Pasokan Listrik Wilayah Ambon Bertambah 10 Mega Watt
Untuk melistriki wilayah Maluku membutuhkan perjuangan yang berat, sebab harus menghadapi kondisi alam yang menantang.
Baca SelengkapnyaResmi Ditutup Permanen, Ini Sejarah TPA Piyungan yang Telah Beroperasi sejak 1996
Setiap harinya TPA Piyungan selalu over capacity dan kini dipastikan tidak bisa menampung sampah lagi
Baca SelengkapnyaIbu Rumah Tangga di Blitar Bikin Sabun dari Rempah-rempah, Terjual hingga Singapura Omzetnya Jutaan Rupiah per Bulan
Berawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaGantikan Batu Bara, 30 Ton Olahan Sampah Dipasok ke Pabrik SBI untuk Jadi Bahan Bakar
Langkah ini untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sekaligus membantu perusahaan mendapatkan sumber energi alternatif.
Baca Selengkapnya