Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hari Ini, Rupiah Bergerak Melemah ke Rp13.910 per USD

Hari Ini, Rupiah Bergerak Melemah ke Rp13.910 per USD Rupiah. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah hari ini, Jumat (3/1). Rupiah dibuka menguat tipis di Rp13.885 per USD dari perdagangan sebelumnya di Rp13.893 per USD.

Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat lagi usai pembukaan ke Rp13.883 per USD. Namun Rupiah bergerak melemah dan saat ini berada di Rp13.910 per USD.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan berpeluang kembali menguat setelah terkoreksi di perdagangan awal tahun.

"Hari ini rupiah kemungkinan akan kembali menguat," kata Ibrahim dikutip Antara.

Dari eksternal, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyatakan akan menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama dengan China pada 15 Januari 2020. Trump menyatakan seremoni penandatanganan kesepakatan tersebut akan dilakukan di Gedung Putih.

Setelah penandatangan, Trump berencana akan melakukan kunjungan ke China untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan fase kedua. Kendati demikian, sejauh ini China belum memberikan konfirmasi mengenai tanggal tersebut dan belum merilis pernyataan apa pun tentang penandatanganan tersebut.

Dari domestik, inflasi secara keseluruhan pada akhir tahun 2019 tercatat 2,72 persen, lebih rendah dari 2018 yang mencapai 3,13 persen. Ibrahim memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.863 per dolar AS hingga Rp13.910 per dolar AS.

Menguat di Akhir 2019

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, mengatakan penguatan nilai Rupiah dalam beberapa hari terakhir merupakan hal yang wajar terjadi jelang akhir tahun. Sebab, pada akhir tahun, para eksportir cenderung menukarkan Dolar ke Rupiah seiring dengan tingginya angka permintaan ekspor.

"Kita lihatnya penguatan Rupiahnya ini di market ya, karena memang ada kebutuhan ekspor/impor akhir tahun yang tinggi. Jadi Dolar dalam ekspor masih butuh ke Rupiah karena memang akhir tahun ada ketersediaan Dolar-nya," jelas Destry di Jakarta, Jumat (27/12).

Di sisi lain, Destry menambahkan, kondisi perekonomian global saat ini sedang tidak bersahabat dengan ketidakpastian tinggi. Hal tersebut juga mempengaruhi performa ekspor kita yang masih mengalami perlambatan.

Dia pun menyebutkan, sektor eksternal seperti ekspor berpengaruh terhadap perekonomian negara sebesar 15-20 persen, dan itu akan sangat mempengaruhi stabilitas di domestik.

"Pengaruhnya lewat nilai tukar (Rupiah), currency kita. Sementara kalau bicara nilai tukar Rupiah dengan USD sangat tergantung dari supply dan permintaan Dolar," ujar dia.

"Dalam hal ini lah masuk satu keharusan bahwa kami di BI kita harus memiliki suatu data yang akurat (terkait Rupiah) sehingga bisa perkirakan berapa sebenarnya supply dan permintaan Dolar itu baik yang sekarang berlangsung ataupun kita buat prediksi," tandasnya.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe

Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe

Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun

Ternyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun

Realisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.

Baca Selengkapnya
Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Awas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998

Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya
10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?

10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?

Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.

Baca Selengkapnya