Harga minyak dunia anjlok tertekan kekhawatiran kenaikan produksi
Merdeka.com - Harga minyak dunia kembali turun pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Penurunan harga terjadi karena para investor mengkhawatirkan kenaikan produksi dari eksportir-eksportir minyak utama.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun USD 0,22 menjadi menetap di USD 49,17 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun USD 0,23 menjadi ditutup pada USD 52,14 per barel di London ICE Futures Exchange.
Produksi dari lapangan Sharara Libya kembali normal setelah sempat terganggu sebelumnya, menurut laporan media Selasa (8/8). Lapangan terbesar di negara ini, telah memproduksi sekitar 270.000 barel per hari.
Selain itu, total produksi Libya mencapai 1,03 juta barel per hari pada Juli, menurut survei terbaru Reuters ditulis Antara.
Para analis mengatakan investor khawatir bahwa upaya produsen-produsen minyak utama saat ini untuk mengekang produksi mereka mungkin tidak cukup untuk menyeimbangkan pasar.
Pejabat-pejabat dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara non-OPEC bertemu di Abu Dhabi pada Senin (7/8) dan Selasa (8/8) untuk membahas cara-cara untuk menerapkan kepatuhan sesuai dengan kesepakatan pemotongan produksi.
Produsen-produsen minyak utama telah sepakat untuk mengurangi pasokan sebesar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang, untuk mengurangi kelebihan pasokan global yang telah bertahan selama sekitar tiga tahun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaPenemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca Selengkapnya