Harga Cabai dan Emas Jadi Penyumbang Inflasi Agustus 2019
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan Agustus 2019 sebesar 0,12 persen, angka ini lebih rendah dibanding Juli 2019 di 0,31 persen. Kenaikan seluruh komponen bahan makanan menjadi penyumbang inflasi tersebut.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, komoditas dominan yang memberi andil inflasi yakni adalah cabai merah yang menyumbang sebesar 0,01 persen, dan cabai rawit sebesar 0,07 persen
"Sementara tomat, sayur bawang putih ada juga penurunan daging ayam ras dan beberapa komoditas sayuran dan buah buahan dan itu menyebabkan bahan makanan sebabkan deflasi," katanya di Kantornya, Jakarta, Senin (2/9).
Sementara itu, penyebab inflasi lainnya juga terjadi di kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar. Di mana komponen ini memberikan andil sebesar 0,06 persen. Dari besaran tersebut perumahan memberikan andil sebesar 0,02 persen dikarenakan tarif sewa rumah turut alami kenaikan.
"Kedua air minum PAM 0,01 persen menyebabkan perumahan inflasi sebesar 0,06 persen," imbuh dia.
Di sisi lain, tak kalah menjadi pemicu inflasi adalah komponen sandang. Inflasi di kelompok ini pada Agustus sebesar 0,88 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga emas dan perhiasan yang memberikan andil mencapai 0,05 persen.
"Harga emas akan ikuti kenaikan harga emas di pasar internasional. Kalau masyarakat beralih bentuk investasi aman adalah emas harga emas akan merambat naik ke depan," kata dia.
Di sisi lain, penyebab inflasi paling besar pada kelompok pendidikan. Di mana kelompok ini terjadi inflasi sebesar 1,21 persen, di antaranya di sumbang oleh kenaikan uang sekolah untuk sekolah dasar sebesar 0,16 persen, SMA dan SMK 0,02 persen, perguruan tinggi sebesar 0,01 persen.
"Ini memberikan paling besar pada inflasi bulan Agustus 2019. Inflasi pendidikan akan alami kenaikan karena tahun ajaran baru," jelas dia.
Sementara itu, kelompok yang memberikan andil terhadap deflasi adalah komponen transportasi. Komoditas paling dominan adalah penurunan tarif angkutan udara sebesar 0,11 persen.
"Ini kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas penerbangan berbiaya murah membuat harga tiket turun terjadi di 47 kota IHK," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaInflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaKunjungi Pedagang Pasar Angso Duo Jambi, Anies Janji Bereskan Harga Sembako Jika jadi Presiden
Anies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik
Inflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaMendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan
Sejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaBeras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca Selengkapnya