Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berulang kali menyatakan, pengetahuan masyarakat akan produk jasa keuangan masih rendah. Imbasnya banyak masyarakat keliru dalam memanfaatkan produk jasa keuangan.

Hasil survei OJK tahun lalu memperlihatkan, hanya 21,84 persen penduduk Indonesia yang memahami dengan baik produk dan lembaga jasa keuangan.

"Ini berarti 22 dari 100 responden memiliki pengetahuan tentang lembaga keuangan serta produk dan jasanya, termasuk juga manfaat, risiko, hak serta kewajibannya," ujar Komisioner OJK Kusumaningtuti Sandrihamry Soetiono dalam pengoperasian unit SiMolek di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/2).

OJK melakukan survei di 20 provinsi yang dilaksanakan pada semester I 2013. Survei ini melibatkan sebanyak 8.000 responden. Dari survei itu, OJK menyimpulkan, dari 100 orang Indonesia, 57 orang sudah memanfaatkan produk dan jasa perbankan.

Dari angka itu, 12 orang memanfaatkan produk asuransi, 7 orang memanfaatkan produk multifinance, 5 orang memanfaatkan pegadaian, serta 1 orang memanfaatkan pasar modal.

"Dari survei itu juga muncul fakta bahwa perbankan adalah lembaga keuangan yang paling dikenal oleh masyarakat, sementara pasar modal berada di sisi lainnya," ucap Kusumaningtuti.