Gerakan Toko Bersama, Upaya Selamatkan Warung dari Dampak Pandemi
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan ada 3,5 juta warung tradisional dan toko kelontong di Indonesia. Mereka merupakan kekuatan ekonomi rakyat puluhan tahun, menjadi penopang logistik pangan dan simbol dari ekonomi UMKM. Hadir di setiap masyarakat yang jumlahnya makin banyak.
Di sisi lain, warung sembako tradisional juga menghadapi persaingan dengan ritel modern. Mereka kalah saing dengan manajemen ritel, akses supply change barang hingga akses pembiayaan permodalan.
"Inilah kenyataan yang harus kita hadapi, kami dari kementerian melakukan pemberdayaan, warung ini jangan mati, harus jadi kekuatan rakyat," kata Teten dalam video konferensi, Jakarta, Senin (29/6).
Dia mengakui, sejak pandemi UMKM menghadapi tantangan berat dari sisi demand dan supply. Dunia memprediksi setengah UMKM dinyatakan sulit bertahan.
Untuk itu, pemerintah bersiap untuk melakukan antisipasi dengan membantu masalah keuangan UMKM karena menurunnya daya beli masyarakat. Sehingga permintaan produk UMKM menurun. "Kami juga dorong bantuan bansos buat yang enggak bisa bekerja lagi," kata dia.
Demi menjaga kelangsungan hidup warung tradisional dan toko kelontong ini, pemerintah bersama dengan perusahaan swasta meluncurkan program Gerakan Toko Bersama. Program ini memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman.
Hal ini dilakukan dalam rangka persiapan kehidupan normal baru (new normal) melalui distribusi e-book, video yang bisa disebarkan secara gratis dan diakses di laman www.gerakantokobersama.com. "Ini inisiatif yang bagus untuk memperkuat warung," kata dia.
Menurutnya, hal ini menjadi cara baru menjaga rantai ekonomi rakyat bawah. Sebagai salah satu solusi selain bisa bertahan dan meningkatkan kapasitas warung tradisional. Mulai dengan standar bersih dan rasa nyaman.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan di masa depan aspek higienitas jadi pilihan dari konsumsi masyarakat. Ini penting diperhatikan karena masa pandemi juga mengubah pola konsumsi masyarakat dari offline ke online.
Sehingga ini tidak hanya aspek SOP protokol kesehatan tetapi juga modernisasi toko kelontong melalui teknologi dengan proses pemasaran dan pembayaran. "Jadi warung ini tidak kalah keren dengan ritel," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
UMKM di Indonesia baru saja bangkit dari pandemi dan memiliki peran penting dalam perekonominan nasional.
Baca SelengkapnyaPeningkatan pekerja informal di era gig ekonomi menimbulkan kekhawatiran di masa depan, yaitu pekerja yang kurang terampil dalam teknologi.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Karena tak dikasih untuk utang rokok, IM membakar warung kelontong di Jakarta Barat
Baca SelengkapnyaMeski cenderung terpencil di atas pegunungan, namun pasar tersebut tetap ramai dikunjungi warga.
Baca SelengkapnyaMemang kontribusi sektor kriya memang tidak sebesar subsektor kuliner atau fesyen tapi masih berpotensi untuk pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten telah mengajak Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) untuk memasok produk UMKM mebel ke IKN.
Baca SelengkapnyaOperasi pasar digelar di wilayah Bandar Lampung, Lampung dan Kebumen, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnya