Garuda Indonesia Raih Persetujuan Restrukturisasi Utang Rp7 T Selama 3 Tahun
Merdeka.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan perusahaan maskapai negara ini memperoleh persetujuan perpanjangan utang sukuk global selama 3 tahun. Sebagaimana diketahui, Garuda Indonesia memiliki utang USD 500 juta atau setara Rp7,04 triliun (asumsi Rp14.094 per USD) yang jatuh tempo pada 3 Juni 2020.
"Maskapai nasional Garuda Indonesia berhasil memperoleh persetujuan sukukholders atas Consent Solicitation perpanjangan masa pelunasan global sukuk limited senilai USD 500.000.000 selama 3 tahun," kata Irfan dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (10/6).
Berdasarkan hasil pemungutan suara pada Rapat Umum Pemegang Sukuk mayoritas memberikan suara persetujuan untuk perpanjangan pembayaran utang. Persetujuan suara yang diberikan yakni 90,88 persen atau sebesar USD 454.391.000 dari seluruh pokok sukuk.
"Kami tentunya optimistis hal ini bisa menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya pemulihan kinerja Garuda Indonesia yang terdampak atas pandemi Covid-19," ungkap Irfan.
Tak lupa, Irfan berterima kasih banyak atas dukungan para sukukholders terhadap keberlangsungan dan masa depan bisnis Garuda Indonesia. Apalagi saat ini Garuda Indonesia juga dihadapkan dengan tantangan wabah corona.
"Kami mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan para sukukholders terhadap keberlangsungan dan masa depan bisnis Garuda Indonesia di masa yang penuh tantangan ini," kata Irfan.
Keuangan Sulit Imbas Corona, Garuda Indonesia Ajukan Restrukturisasi Utang
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan pengajuan perpanjangan utang tersebut merupakan langkah rasional di tengah kesulitan keuangan akibat pandemi Virus Corona. Selam perpanjangan utang tersebut, maskapai pelat merah tersebut nantinya akan membayar bunga.
"Kalau anda punya utang, terus jatuh tempo terus tidak punya uang pilihannya kan tidak banyak dan pilihan yang kita ambil ternyata dianggap para pengutang ini sebagai pilihan rasional yaitu diperpanjang pengembalian utangnya," ujarnya melalui diskusi online, Jakarta, Senin (8/6).
"Jadi yang sukuk, kita ada kan ada yang sukuk kayak bonds syariah itu jatuh tempo 3 Juni kemarin. Dua minggu sebelum itu kita mengajukan proposal kepada pemegang sukuk untuk memperpanjang itu menjadi 3 tahun. Jatuh tempo USD500 juta hampir Rp7,5 triliun. Kita minta untuk ditunda itu, tentu saja kita perpanjang, bayar bunga terus," sambungnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari total penumpang di tahun 2023, terdiri atas 9.918.236 penumpang domestik dan 11.533.185 penumpang internasional.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaBatas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca Selengkapnya