Gandeng Universitas Sydney, Kementan ciptakan alat sensor canggih kesuburan tanah
Merdeka.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian bersama University of Sydney, Australia mengembangkan 'sensor portable'. Alat sensor ini berfungsi mendeteksi jumlah unsur hara dan kesuburan tanah di Indonesia. Sensor tanah proximal itu ditargetkan segera rilis pada Juni tahun ini.
Kepala Balitbang Kementan, Dr A. M. Syakir, mengatakan sensor portable dapat digunakan untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan bersama. "Sensor tersebut dapat mendeteksi jumlah hara di tanah sehingga rekomendasi pupuk dapat diberikan," ucapnya seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (11/4).
Menurut Syakir, pemupukan merupakan faktor produksi penting dalam pembangunan pertanian. Di sisi lain perkembangan teknologi informasi yang cepat harus dimanfaatkan untuk membuat alat deteksi hara yang tepat sehingga dapat memberikan rekomendasi pemupukan.
Balitbang Kementan menyiapkan model rekomendasi pemupukan yang sesuai dengan tanah Indonesia, sementara Australia menyediakan sensor. "Dua keahlian dikombinasikan di sini," kata Syakir.
Saat ini, model rekomendasi pemupukan itu difokuskan pada komoditas padi, jagung, dan kedelai.
Menurut pakar sensor dari Sydney University, Dr Edward Jones, sensor tanah proximal memiliki akurasi sebanding dengan hasil analisis laboratorium.
Alat dihubungkan dengan aplikasi rekomendasi pemupukan sehingga dapat memberikan rekomendasi pemupukan secara cepat, tepat, dan murah.
Menurut dia, perangkat uji tanah cepat memang dibutuhkan saat ini dan menjadi tantangan Badan Litbang Pertanian untuk mewujudkannya.
Sebab analisis tanah di laboratorium membutuhkan biaya mahal, waktu antre lama, dan menggunakan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
"Uji tanah dengan sensor proximal merupakan terobosan teknologi yang dapat menghemat biaya dan waktu serta aman bagi pemakainya," tutur Kepala Balai Penelitian Tanah, Dr Husnain.
Sensor tersebut menggunakan gelombang elektromagnetik Visible Near Infra-Red Spectroscopy (VisNIR) pada panjang gelombang 500-2500 nanometer. Gelombang tersebut berkorelasi baik dengan parameter sifat tanah seperti pH, KTK, C-organik, total N, P dan K serta tekstur tanah.
"Teknologi ini dapat menganalisis tanah langsung di lapangan ataupun di laboratorium," kata Jones.
Menurut Jones, secara prinsip sifat kimia tanah tidak mudah dideteksi sebagaimana sifat kimia air. Analisis sifat kimia air dapat dilakukan dengan pendekatan sifat elektrolit, sedangkan sifat kimia tanah memiliki banyak faktor yang mengganggu.
Analisis tanah yang penting juga berupa kandungan hara tersedia yang merupakan representasi hara yang dapat diserap tanaman.
Hingga saat ini belum ada alat yang mampu mendeteksi unsur hara dalam tanah sebagaimana hara yang diserap tanaman. "Sensor cerdas ini solusi cepat tepat dan murah," kata Jones.
Alat itu juga mempercepat updating data peta tanah dan berbagai kebutuhan informasi terkait tanah dan lahan. Saat ini alat tersebut masih sedang dikalibrasi dengan menggunakan berbagai jenis tanah di Indonesia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengapa Produksi Upil Meningkat pada Saat Polusi Udara Tinggi?
Polusi udara tinggi bisa membuat banyak kotoran tersaring di hidung dan menjadi upil.
Baca SelengkapnyaMengenal Kapak Persegi: Fungsi, Jenis, dan Ciri-cirinya
Kapak persegi dibuat dari batu yang dikikis hingga membentuk persegi dengan bagian tepi yang lebih tipis. Umumnya kapak ini dibuat untuk berburu.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Sedotan Tertua di Dunia Berusia 5.500 Tahun, Panjangnya Hampir 1 Meter
Studi terbaru menemukan, tabung ramping yang terbuat dari emas dan perak yang diciptakan pada Zaman Perunggu menjadi sedotan minuman tertua di dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tidak Terpengaruh Survei, Kaum Muda Banten Optimis Kemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024
Gardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaBagaimana Prinsip-prinsip Lingkungan Bermain dan Belajar Anak? Begini Penjelasannya
Merdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaSensasi Menyantap Kapurut Sagu, Makanan Pokok Masyarakat Mentawai yang Gurih dan Bentuknya Unik
Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan.
Baca SelengkapnyaTiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan
Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca SelengkapnyaGelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada
Oleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaDukung Pertanian Berkelanjutan, Surveyor Indonesia Gandeng Sekolah Tani Replanting Tanaman Kopi
penanaman kopi ini dilaksanakan dengan sistem organik untuk kelestarian dan konservasi lahan. Program ini berupa pemberian bibit kopi.
Baca Selengkapnya