Gadis 19 Tahun Ini Raup Rp 5,72 Miliar dari Bisnis Nama Bayi

Merdeka.com - Sukses tak pernah mengenal usia, gender, maupun jenis bisnis yang dilakukan. Bahkan, seorang gadis remaja bisa sukses dan menghasilkan banyak uang hanya dengan bisnis yang sederhana.
Seperti Beau Jessup, gadis usia 19 tahun ini sudah berhasil menjadi pebisnis andal dan mengumpulkan kekayaan mencapai USD 400 ribu atau Rp 5,72 miliar lewat bisnis yang sederhana, yakni pemberi nama bayi.
Dilansir CNBC Make It, Jessup memulai bisnis ini berawal dari memberi nama untuk anak rekan bisnis sang ayah, Ny. Wang, saat ini Jessup sudah berhasil menjadi pendiri dan CEO dari situs web 'Special Name'. Sejak didirikan pada 2015, hingga saat ini Jessup sudah menamai 677.900 bayi China dan angka ini akan terus bertambah.
Situs ini dirancang untuk membantu orang tua China yang ingin menyematkan nama 'Inggris' yang sesuai dengan budaya China bagi bayi mereka.
Bisnis ini bermula saat Jessup menemani sang ayah dalam perjalanan bisnisnya ke Tiongkok, dan salah satu rekannya, Ny. Wang memintanya untuk memberikan nama kepada putrinya yang saat itu berusia tiga tahun.
"Aku merasa terhomat dan terkejut, ini merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan," ujarnya.
Ingin memilih nama yang pantas, Jessup pun akhirnya meminta Wang untuk memberi tahunya tentang harapannya untuk sang putri. Wang pun mengatakan bahwa ia ingin sang anaknya menjadi seorang bintang dan orang-orang akan terkejut akan apa yang dicapainya.
Jadi setelah berpikir dengan hati-hati, Jessup pun menyarankan "Eliza", nama ini terinspirasi oleh tokoh wanita fiksi dari "My Fair Lady", Eliza Doolittle.
Setelah mendapatkan nama ini, Ny. Wang begitu senang dan puas akan nama yang diberikan Jessup.
Di China, semua bayi diberi nama China yang terdiri dari dua hingga tiga karakter dengan makna yang dibangun dengan cermat. Namun, banyak orang China merasa lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang barat jika mereka juga memiliki nama Barat.
Meskipun nama-nama tersebut akan diberikan oleh sang gurunya kelak, namun ternyata terkadang nama-nama ini tidak membawa peruntungan yang baik bagi sang anaknya.
"Jika Ny. Wang membutuhkan jasa ini, jadi orang tua lain di China juga dibutuhkan oleh orang tua lainnya," jelas Jessup.
Selain itu, menurut Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional China, sejak ketentuan hanya memiliki anak satu pada 2015 dihentikan, angka kelahiran di China naik hingga 7,9 persen menjadi 17,86 juta. Peningkatan ini lah yang semakin membulatkan keputusannya untuk membuat sebuah situs web yang dapat membantu orang tua China.
Akhirnya Jessup pun memutuskan utuk meluncurkan situs web berbahasa Mandarin yang mempermudahkan para orang tua untuk meminta bantuan Jessup.
Untuk itu, saat kembali ke Inggris, Jessup meminjam USD 1.980 atau Rp 27,9 juta dari sang ayah untuk menyewa seorang pengembang web untuk membangun situsnya.
Melalui situs web ini, Jessup meminta pengguna untuk memilih lima karakteristik dari daftar 12 yang paling mereka inginkan untuk anaknya. Setelah itu, akan muncul tiga nama spesifik yang sesuai dengan gendernya. Proses penamaan inipun selesai dalam waktu tiga menit.
Awalnya layanan ini gratis, namun setelah memberi nama ke 162 ribu bayi, Jessup pun mulai mengenakan biaya sekitar 79 sen. Hingga saat ini sudah lebih dari 600 ribu bayi sudah ia berikan nama, dan membuatnya berhasil mengumpulkan dana sebanyak USD 407 ribu.
Uang ini pun kemudian ia pakai untuk biaya kuliahnya di London School of Economics. Jessup berharap jika bisnisnya ini akan berkembang lebih pesat ke depannya.
Reporter: Ayu Lestari Wahyu Puranidhi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Wamenkumham Eddy Hiariej Tersangka Suap dan Gratifikasi Diperiksa KPK Senin Besok
KPK menjadwalkan pemeriksaan Wamenkumham Eddy Hiariej, Senin 4 Desember 2023 besok.
Baca Selengkapnya


Makan Nasi Kapau di Kramat Raya, Gibran Sarankan Pedagang Terdigitalisasi dan Tambah Lahan Parkir
Gibran Rakabuming Raka makan siang di kawasan Nasi Kapau Kramat Raya
Baca Selengkapnya


Nasihat Rhoma Irama Untuk Grup Band VOB, Bikin Merinding 'Awas Jangan Tinggalkan Salat'
Raja dangdut, Rhoma Irama mengundang band VOB ke podcast-nya. Di sana, mereka berbincang mengenai banyak hal.
Baca Selengkapnya


Dua Pelaku Pembunuhan Sadis Pria Mulut Tertancap Pisau Ditangkap!
Polisi menangkap dua orang pelaku pembunuhan pria berinisial AS (30) yang tewas dengan mulut tertancap pisau di Gresik.
Baca Selengkapnya


Ingat Riri Febriana? Mantan Artis Cilik Dulunya Berhijab, Kini Putuskan Pindah Agama
Riri Febriana, sosok yang tak asing di dunia hiburan. Dahulu, ia dikenal sebagai artis cilik dan berperan penting dalam sinetron populer, termasuk Genta Buana.
Baca Selengkapnya

Coba Bisnis Ekspedisi, Minim Risiko Hingga Perputaran Uang Cepat
Bisnis ekspedisi bisa memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya minim risiko.
Baca Selengkapnya

Proyek IKN Dikritik, Bahlil Balas Sentil Anies Hanya Cocok jadi Gubernur Jakarta
Bahlil menyindir Anies Baswedan yang dianggap lebih cocok maju sebagai Calon Gubernur dari pada maju di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Melihat Lebih Dekat "Istana Kerajaan" Crazy Rich Ponorogo, Di Dalamnya Ada Ribuan Mobil
Pengunjungnya berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa. Bahkan ada pula yang datang jauh-jauh dari luar Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya

Ternyata Bukan Uang, Ini Hal Penting yang Bisa Buat Hidup Anda Bahagia
Memiliki karier yang disukai adalah faktor terpenting untuk menjalani kehidupan yang memberi kenyamanan.
Baca Selengkapnya

Kisah Pak Ahmad, Mantan Guru Honorer yang Bangun Sekolah Gratis dari Hasil Jual Sapu Ijuk
Dari hasil berjualan sapu ijuk, ia menyisihkan 4 ribu rupiah setiap harinya dan berhasil membangun sekolah gratis untuk anak-anak.
Baca Selengkapnya

Ibu Rumah Tangga Iseng Buat Brownis Modal Rp150.000, Kini Jadi Ladang Usaha & Raup Omzet Rp45 Juta per Bulan
Usaha camilan yang dia jalankan dimulai sejak tahun 2020 saat awal pandemi.
Baca Selengkapnya

Ada Reuni 212 di Monas, Polisi Rekayasa Lalu Lintas Mulai Sabtu Dini Hari
Ditlantas Polda Metro Jaya bersiap memberlakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Monas untuk mengantisipasi potensi kemacetan saat Reuni 212.
Baca Selengkapnya