Gabung TPP, daya saing industri otomotif RI dinilai lemah
Merdeka.com - Kemitraan Trans-Pasific (TPP) dinilai bakal melemahkan industri otomotif Indonesia. Sebab, daya saing industri otomotif di Tanah Air masih di bawah rata-rata negara tergabung dalam kelompok pasar bebas dimotori Amerika Serikat tersebut.
"Kalau Indonesia masuk ke TPP tingkat competitiveness lemah, hanya 0,23 persen. Berbeda dengan Thailand yang jika masuk TPP daya saingnya masuk kategori strong, yakni 0,49 persen," kata Sekretaris Jenderal Institut Otomotif Indonesia Yanuarto Widihandono saat ditemui di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (1/6).
Dia menjelaskan produksi otomotif Indonesia masih mengandalkan komponen impor.
"Indonesia masih lemah di tier dua dan tiga, padahal itu bisa menyerap tenaga kerja. Industri otomotif kita bakal keteteran kalau masuk TPP," katanya.
"Maka itu, Industri otomotif di Indonesia terlebih dahulu harus menguasai teknologi dengan dukungan dari kebijakan pemerintah," katanya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, potensi industri otomotif Indonesia untuk berkembang cukup besar. Itu menjadi modal Indonesia untuk terlibat dalam kerja sama perdagangan bebas.
"Sebenarnya ini menjadi peluang bukan ancaman. Sekarang ini tinggal bagaimana kita memperbaiki apa kesalahan atau kekurangan yang kita punya," katanya.
TPP sejauh ini beranggotakan Singapura, Brunei, Selandia Baru, Chile, Amerika Serikat, Australia, Peru, Vietnam, Malaysia, Meksiko, Kanada, dan Jepang. Korea Selatan telah menyatakan setuju bergabung dengan TPP dan akan membahas prosesnya lebih lanjut.
Selain Indonesia, negara lain berpotensi gabung adalah Kolombia, Filipina, Thailand, dan Taiwan.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkop Teten: Industri Otomotif Sumbang Rp311 Triliun ke Ekonomi Indonesia
Melihat hal itu, tren industri Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik, kata Teten juga memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah.
Baca SelengkapnyaHimpi Resmi Bentuk Badan Otonom Otomotif untuk Tingkatkan Kontribusi Industri ke Negara
Industri otomotif menyerap jutaan pekerja sehingga semakin menunjukkan bagaimana pentingnya industri ini di perekonomian.
Baca SelengkapnyaCara Anies, Prabowo, Ganjar agar Industri Ponsel dan Teknologi Indonesia Bisa Mandiri
Prabowo menekankan agar Indonesia berdaulat dalam industri ponsel dan teknologi informasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahfud Janji Berantas Korupsi di Sektor Tambang Jika Menang Pilpres 2024
Dia menyebut, tindakan korupsi pada sektor perizinan tambang sudah menjamur dan menjadi alasan rendahnya Indeks Persepsi Korupsi Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaDaihatsu Pertahankan Titel Merek Terbesar Kedua di Indonesa 15 Tahun Berturut-turut
Daihatsu membukukan penjualan ritel 194.108 unit pada tahun lalu, naik 2,9 persen.
Baca SelengkapnyaMenaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia
Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaSEMENIT PAHAM: Elektabilitas 3 Cawapres Terbaru, Siapa Bikin Untung dan Buntung Capresnya?
Mahfud MD, Gibran Rakabuming dan Muhaimin Iskandar. Kira-kira, siapa ya yang paling tinggi menambah elektabilitas capresnya?
Baca Selengkapnya