Fitch nilai perbankan RI tahan goncangan perlambatan ekonomi
Merdeka.com - Fitch, lembaga pemeringkat internasional, menilai kinerja perbankan Indonesia khususnya dalam penyaluran kredit tahan terhadap perlambatan ekonomi. Pelemahan ekonomi terjadi di saat masih melemahnya harga komoditas, tekanan pada Rupiah, dan tingginya tingkat kredit macet (non performing loan/NPL).
"Tekanan terbesar akan menimpa pada perbankan skala menengah dengan portofolio kredit terbesar di sektor pertambangan dan dalam valuta asing," tulis Fitch dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (21/9).
Fitch, berdasarkan hasil stress test pihaknya, memperkirakan perbankan Indonesia dengan tekanan yang diterima masih mampu menghasilkan pre-provision profit (PPOP) sekitar 4,6 persen dari total rata-rata kredit. Angka ini masih di atas ambang batas yakni sebesar 4,2 persen.
"Fitch juga menilai rasio kecukupan modal masih aman untuk sebagian besar perbankan di Indonesia."
Utang asing sektor perbankan Indonesia menurun menjadi 14,2 persen hingga akhir Juni 2016. Angka ini lebih rendah dibanding pada krisis moneter 98 lalu yang mencapai di atas 30 persen. Meski, tetap harus diwaspadai peningkatan pinjaman asing dari sektor non-perbankan dalam lima tahun terakhir di posisi 16 persen dari GDP pada akhir Juni 2016.
Melemahnya sektor pertambangan dan komoditas memperburuk kualitas aset perbankan, ditambah rasio NPL yang meningkat menjadi 3,1 persen dari 1,8 persen pada akhir 2013. Risiko juga datang dari industri hilir sektor ini.
"Maka dari itu, bank perlu lebih cermat mengidentifikasi debiturnya," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salurkan Pembiayaan Rp5,8 Trliun, WOM Finance Raup Untung Rp236 Miliar Sepanjang 2023
Penyaluran pembiayaan juga mengalami kenaikan sebesar 27,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaOJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024
Industri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaSektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun
Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca Selengkapnya