Fitch: Brexit buat peringkat kredit industri Inggris negatif
Merdeka.com - Referendum Inggris telah usai. Kubu pro-Brexit akhirnya memenangkan pertarungan untuk keluar dari Uni Eropa.
Dengan begitu, Inggris resmi keluar Uni Eropa pada hari ini, Jumat (24/6). Keputusan tersebut dinilai bisa membahayakan perekonomian negeri Ratu Elisabeth tersebut.
"Hasil referendum ini membuat peringkat kredit di sebagian sektor industri Inggris negatif. Sebab, pertumbuhan dan prospek investasi jangka menengah lemah dan ketidakpastian tentang pengaturan perdagangan di masa depan," tulis Fitch Rating dalam siaran persnya kepada merdeka.com, Jumat (24/6).
Fitch menegaskan putusan ini mempengaruhi penilaian peringkat ekonomi di negara tersebut. Selain itu, penilaian terhadap infrastruktur, struktur keuangan dan utang juga bakal terpengaruh.
"Alasannya, status Inggris sebagai pusat perbankan internasional besar bisa rusak karena beberapa lini bisnis bergeser ke Uni Eropa. Biaya impor lebih tinggi dan tekanan pada ekspor karena pengenaan potensi tarif akan berpengaruh negatif untuk korporat," katanya.
Sebelumnya, BBC, Sky TV, maupun ITV mengumumkan hasil referendum berupa kemenangan kelompok pendukung Britania Raya keluar dari Uni Eropa. Dukungan bagi kubu pro-Brexit mencapai 52 persen, sedangkan suara rakyat memilih bertahan 48 persen.
Pada Jumat (24/6) pagi waktu setempat, nilai Tukar Poundsterling telah anjlok ke level terendah 30 tahun terakhir. Demikian pula indeks saham gabungan Inggris, yang rata-rata turun 7,5 persen.
Hasil perhitungan suara masuk dari 335 kawasan, sudah 95 persen dari total tempat pemungutan suara. Kemungkinan kelompok 'bertahan' menang sangat tipis.
Ketua Pelaksana Referendum, Jenny Watson, mengatakan ada total 33 juta suara yang masuk. Artinya tingkat kehadiran pemilih dalam referendum ini sebesar 72 persen.
Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun.
Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaEkonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Fintech Investree Tembus 16 Persen, OJK Beri Respons Begini
Apabila kerugian yang dialami perusahaan disebabkan risiko bisnis dari Investree itu sendiri, tentu penanganan OJK berbeda.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaKebijakan Uni Eropa Berdampak Besar ke Industri Baja Dalam Negeri, Ini Harus Dilakukan Pemerintah
Pemerintah harus memberi dukungan yang kuat kepada industri baja di Indonesia, termasuk melalui regulasi yang tepat.
Baca Selengkapnya