Faisal Basri Sebut Ekspor Minerba Hanya Untungkan Oligarki
Merdeka.com - Ekonom senior Faisal Basri menyoroti data ekspor komoditas minerba seperti batubara yang untungkan kaum oligarki ratusan triliun rupiah. Di sisi lain, penerimaan negara dari kegiatan itu hampir sama sekali tidak ada.
Faisal lantas mengulas PP Nomor 96/2021 tentang Minerba yang jadi anak aturan UU Cipta Kerja, dimana komoditas minerba utamanya batubara tidak dikenai pajak ekspor.
"Semua itu politik dan ekonominya, institusinya, ditambah dengan putusan MK jadi pabalieut. Semua itu pada memuluskan cengkeraman oligarki," keluh Faisal dalam sesi webinar, Jumat (31/12).
Dia menjelaskan, hasil sementara dari cengkeraman oligarki ini tercermin dari kontribusi ekspor pada tiga komoditas. Pertama minyak sawit mentah (CPO) yang menyumbang USD 30 miliar hingga November 2021.
Berikutnya ekspor batubara yang mencapai USD 30 miliar, lalu ketiga iron and steel senilai USD 18 miliar. "Semua ini udah kontribusinya hampir 40 persen dari penerimaan ekspor. Jadi yang menikmati adalah tiga kelompok ini yang dikuasai oleh para oligark," kata Faisal.
Untuk ekspor bahan bakar mineral (kode HS 27) untuk tahun ini saja sudah mencapai Rp 500 triliun. "Kalau 10 persen saja mengucur ke roda politik, Rp 50 triliun udah bisa mempresidenkan siapa saja. Mereka tidak bayar pajak ekspor seperti sawit," sambungnya.
Jika mengikuti formulasi UUD 1945, Faisal menghitung, pemerintah semustinya bisa dapat minimal Rp 118 triliun dari hasil ekspor bahan bakar mineral.
"Jadi pemerintah saya hitung bisa dapat Rp 118 triliun dari sini kalau menegakan UUD 1945. Kan untuk kemakmuran rakyat, dan negara diberi kewajiban untuk mengatur agar windfall dari batubara ini dinikmati oleh rakyat juga dengan cara mengenakan pajak ekspor, 25 persen misalnya Rp 118 triliun, sebagaimana ditetapkan di CPO," bebernya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaKapolri Tekankan Persatuan Kesatuan Modal Utama Wujudkan Indonesia Emas 2045
Meski dalam Pemilu terjadi perbedaan pendapat, persatuan dan kesatuan merupakan nilai yang harus terus dijaga.
Baca SelengkapnyaTak Disangka, Daerah di Indonesia Ini Simpan Harta Karun 5 Miliar Barel Minyak Bumi
Menurut kajian geoseismik yang dilakukan pada rentang 2019-2020, Buton menyimpan potensi harta karun minyak hingga mencapai 5 miliar barel.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaKonsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca Selengkapnya21.000 KK Terdampak Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan, Kerugian Capai Rp157 Miliar
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaKemendagri Menilai Sumsel Paling Cepat Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem di Sumatera
Staf khusus Menteri Dalam Negeri Kastosius Sinaga mengapresiasi langkah pejabat Gubernur Sumatera Selatan menurunkan angka kemiskinan di persentase nol persen.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri Kembalikan Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang Sebesar Rp3,74 Triliun
Bareskrim Polri bertugas menangani seluruh tindak pidana asal dari pencucian uang.
Baca SelengkapnyaDemo Sopir Batubara Rusak Kantor Gubernur, Pemprov Jambi Lapor ke Polisi
Buntut fasilitas yang dirusak, kerugian diprediksi mencapai Rp500 juta.
Baca Selengkapnya