Ekspor tambang dibuka lebar, impor minyak diturunkan
Merdeka.com - Akar permasalahan merosotnya nilai tukar Rupiah adalah defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan yang sangat besar. Di saat ekonomi dunia masih dirundung ketidakpastian, ekspor semakin terpukul sementara impor masih besar-besaran.
Salah satu pekerjaan rumah terbesar pemerintah adalah menekan defisit neraca perdagangan. "Caranya cuma 2, ekspornya dinaikkan dan impor diturunin," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/8).
Dari sisi ekspor, Chatib sudah menjelaskan bahwa ada kebijakan khusus untuk mendorong ekspor yakni bahan mineral bakal dibuka lebar. Ekspor bahan mentah tidak akan dibatasi kuotanya, namun masih tetap dikenakan bea keluar 20 persen untuk 14 komoditas mineral.
Sementara untuk impor, yang akan ditekan adalah impor migas. Alasannya, selama ini akar persoalan tingginya impor Indonesia karena besarnya impor minyak.
"Impor migas ini kan akibat subsidi segala macam, yang bisa dilakukan adalah menurunkan impor minyak, termasuk impor solar," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret Terkini di Pelabuhan Merak: Cuaca Cerah, Kendaraan Pemudik Masih Mengular Panjang
Dermaga eksekutif menjadi pilihan bagi pemudik perjalan kaki, karena akses yang cukup dekat dari terminal terpadu Merak.
Baca SelengkapnyaStrategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetahui Daftar Barang Impor yang Diizinkan Masuk Bea Cukai
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaHasil Kerja Keras di Arab Saudi, TKW Ini Bangun Rumah Mewah di Kampung Halaman Habiskan dana Rp5 Miliar
Walau masih dalam proses pembangunan, kemegahan rumah ini sudah terpancar.
Baca SelengkapnyaBangun Rumah untuk Masyarakat, Dirut MedcoEnergi: Keberhasilan Perusahaan Tak Hanya Dinilai dari Finansial
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaPembangunan Rumah Menteri di IKN Selesai Juli 2024, Begini Penampakannya
Progres pembangunan keseluruhan rumah menteri di IKN berkisar 78 persen.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnya