Ekonom prediksi BI Rate April tetap di 7,5 persen
Merdeka.com - Besok, Selasa (8/4), Bank Indonesia (BI) akan mempublikasikan perkembangan makro ekonomi dan moneter Indonesia, termasuk suku bunga acuan (BI rate). Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetyantono memproyeksi, bank sentral masih akan mempertahankan BI Rate di angka 7,5 persen.
Tony melihat beberapa indikator yang mendasari potensi bank sentral mempertahankan posisi BI Rate. "Inflasi mulai melandai ke 7,32 persen, belum memerlukan perubahan BI rate," kata Tony di Jakarta, Senin (7/4).
Selain inflasi, Tony melihat nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) sudah berada di level yang cukup nyaman bagi para pelaku ekonomi. "Kurs Rupiah Rp 11.300-an per USD juga cukup nyaman, tidak terlalu mahal (overvalued) namun juga tidak terlampau lemah (undervalued)," imbuh Tony.
Faktor lain adalah cadangan devisa. Menurutnya meski menurun tipis dari USD 102,7 miliar pada Februari 2014 menjadi USD 102,6 miliar pada Maret 2014, dinilai masih belum menjadi alasan BI menaikkan BI Rate.
Dari sisi global, perekonomian Amerika Serikat semakin membaik. Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) pun berencana menaikkan suku bunga acuannya. Hal ini turut menjadi faktor penentu BI mempertahankan BI Rate di angka 7,5 persen.
"Belum, karena masih ada tarikan sentimen membaiknya perekonomian AS membuat kurs USD menguat. Jika BI rate diturunkan sekarang, takut Rupiah merosot tajam," tutup Tony.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaJumlah Pemudik Diprediksi Melonjak Jadi 193 Juta Orang, Ini Hal Penting Harus Disiapkan
Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-2 Lebaran atau 8 April 2024, dengan porsi 13,74 persen atau setara 26,6 juta pergerakan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPerputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPangkas Kredit Macet Rp900 Miliar, Begini Prediksi Kinerja BTN di 2024
Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca Selengkapnya