Merdeka.com - Bank Indonesia optimis bank syariah dalam negeri bisa menjadi nomor wahid atau yang pertama dalam dua tahun mendatang, mengalahkan pertumbuhan bank syariah negara lain diantaranya Iran, Malaysia dan Arab Saudi.

"Global islamic financial report 211 memposisikan indeks potensi pengembangan keuangan syariah Indonesia menempati urutan ke empat," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah dalam ceramah ilmiahnya bank syariah di Gedung Kementerian Keuangan, Jumat (13/4).

Faktor yang mendorong bank syariah dalam negeri menjadi nomor satu, karena adanya akselerasi dari keuangan syariah yang tinggi dan dukungan pemerintah. Pada tahun 2010 Indonesia menempati posisi 13 dilihat dari total aset keuangan.

"Pengembangan keuangan syariah di Indonesia lebih ke sektor riil, sementara pengembangan keuangan syariah di Iran, Malaysia dan Arab Saudi sangat didominasi oleh peranan pemerintah dan kelebihan keuntungan dari minyak," katanya.

Halim mengatakan perbankan syariah dalam negeri berpeluang untuk menjadi percontohan bagi perbankan syariah didunia. Hal ini didukung faktor besarnya jumlah penduduk yang mengakses mencapai 21,8 persen, pertumbuhan total aset sampai 40,2 mengalahkan pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya 16,7 persen.

"Jika tren pertumbuhan dapat dipertahankan, tidak mustahil perbankan syariah akan mencapai 15 hingga 20 persen dalam kurun waktu 10 tahun ke depan," katanya.