Dipotong 3 kali, anggaran BPS dalam RAPBNP 2016 jadi Rp 4,9 T
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan pihaknya telah mengalami tiga kali pemotongan pada tahun anggaran 2016. Sehingga, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2016, jumlah anggaran BPS hanya dipatok Rp 4,9 triliun.
"Sebelumnya pagu indikatif BPS tahun anggaran 2016 sebesar Rp 6,8 triliun dipotong Rp 154,11 miliar menjadi Rp 5,6 triliun. Lalu berkurang lagi sebesar Rp 217,15 miliar menjadi Rp 5,4 triliun. Sekarang dikurangi lagi Rp 531,08 miliar menjadi Rp 4,9 triliun," ujar Suryamin di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (9/6).
Dia mencatat, realisasi penyerapan anggaran BPS dalam APBN 2016 hingga 31 Mei 2016 mencapai Rp 1,9 triliun. Yang terdiri dari dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar Rp 748,22 miliar, peningkatan sarana dan prasarana aparatur BPS sebesar Rp 2,59 miliar, pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BPS sebesar Rp 56,1 miliar, dan penyediaan dan pelayanan informasi statistik sebesar Rp 1,1 triliun.
"Dengan demikian hingga 31 Mei 2016 penyerapan anggaran kami sebesar 40,61 persen," kata dia.
Suryamin menjelaskan, penghematan tersebut menghentikan sebagian besar survei-survei yang menghasilkan data indikator makro ekonomi, indikator kependudukan, indikator pembangunan manusia, indikator kesehatan, data penunjang kedaulatan pangan, dan indikator pembangunan sektor unggulan.
Selain itu, juga untuk menghentikan survei pariwisata, industri manufaktur, perumahan, angka kemiskinan, angka pengangguran, dan indikator pendukung pembangunan antar wilayah.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tarik Utang Rp72 triliun per 15 Maret 2024, Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu Mencapai Rp181 Triliun
Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun
Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaTernyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun
Realisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaPembayaran Gaji dan Tunjangan PNS Habiskan Anggaran Rp15,3 Triliun per Januari 2024
Realisasi belanja terbagi menjadi dua alokasi, pertama untuk pembayaran gaji dan tunjangan PNS sebesar Rp10,3 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaTHR PNS, TNI/Polri Habiskan Anggaran Rp48,7 Triliun
Alokasi anggaran untuk pembayaran THR lebaran tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAnggaran Pemilu Sudah Digunakan Rp29,9 Triliun di 2023 dari Total Keseluruhan Rp71 Triliun
Tahun 2022 telah direalisasikan Rp3,1 triliun, dan tahun 2023 baru mencapai Rp29,9 triliun.
Baca SelengkapnyaJangan Lupa Cek Rekening, Rapel Kenaikan Gaji PNS Cair Awal Maret 2024
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan gaji ASN dan TNI/Polri sebesar 8 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
Baca Selengkapnya