Dijual mahal, ini cara menentukan harga beras Maknyuus dan Ayam Jago
Merdeka.com - Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Sjambiri Lioe, membeberkan skema penghitungan harga penjualan beras yang dilakukan oleh PT Indo Beras Unggul (PT IBU), yang merupakan anak perusahaan dari PT Tiga Pilar.
Seperti diketahui, PT IBU dikabarkan menjual beras untuk merek Maknyuss sebesar Rp 13.000 per kilogram (Kg) dan merek Cap Ayam Jago sebesar Rp 20.000 per Kg. Harga ini lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh Permendag, di mana harga acuan penjualan beras ke konsumen sebesar Rp 9.000 per Kg.
Dia menjelaskan rumus rendemen simple (+/-) adalah 50 persen, yaitu setiap 1 Kg gabah kering panen (GKP) menjadi setengah jadi beras. Artinya, jika PT IBU membeli GKP seperti temuan sebesar Rp 4.900, maka harga bahan baku beras akan menjadi Rp 9.800.
Nantinya, harga pembelian ini akan ditambah dengan 3 biaya utama untuk mendapatkan harga pokok penjualan sampai di distributor. Di mana 3 biaya utama, di antaranya biaya produksi dan pengemasan, biaya distribusi dan pemasaran, dan biaya overhead GA.
"Total 3 biaya utama tersebut berkisar kurang lebih Rp 1.700 untuk Pulau Jawa. Jadi Rp 9.800 ditambah Rp 1.700 menjadi Rp 11.500. Jadi harga pokok penjualan sampai didistributor sebesar Rp 11.500," kata Sjambiri di gedung BEI, Jakarta, Selasa (25/7).
Dari harga pokok tersebut, PT IBU menentukan harga jual ke distributor sekitar Rp 11.600 untuk Pulau Jawa, dan Rp 12.200 untuk Luar Pulau Jawa. "Keuntungan kita adalah side product dan rendemen bila lebih dari 50 persen dari GKP ke beras," imbuhnya.
Sementara margin distributor ditambah dengan grosir dan pengecer adalah Rp 13.700 sampai dengan Rp 11.600, atau selisih Rp 2.100. Ini adalah margin yang terbentuk di mekanisme pasar tradisional.
"Perhitungan berbahan baku beras kurang lebih seperti GKP hanya terjadi di rendemen dan harga beras. Kalau beras Cap Ayam Jago bedanya di Harga Bahan Baku, yaitu GKP-nya lebih mahal sekitar kurang lebih Rp 2.000. Maka harga beli di konsumen sebesar Rp 20.400," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Melambung, Ketahui Sejumlah Bahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi Putih
Indonesia sebenarnya memiliki sangat banyak sumber karbohidrat yang tidak kalah dari nasi. Ketahui sejumlah alternatif pangan yang bisa menjadi pengganti nasi.
Baca SelengkapnyaBeras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Ayam Naik Jelang Lebaran, Kemendag Salahkan Pedagang Perantara karena Ambil Untung Terlalu Besar
Komoditas daging ayam broiler mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaGanjar Sambangi Peternak Ayam di Magetan, Terima Keluhan Mahalnya Harga Pakan
Ganjar mendapat keluhan mahalnya harga jagung yang biasa digunakan untuk pakan ayam
Baca SelengkapnyaKapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Baca SelengkapnyaDulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaHarga Bahan Pokok Naik, Pria Ini Hanya Sanggup Beli Seikat Kangkung dan Dua Telur untuk Sahur 9 Anggota Keluarga
Seikat kangkung dan 2 telur ini untuk makan sahur 9 anggota keluarganya.
Baca SelengkapnyaPengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia
Gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnya