Di pertemuan IMF-World Bank, RI ajak Afrika genjot perdagangan tangkal perang dagang
Merdeka.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mengajak agar berbagai negara berkembang di dunia mau menjalin kerja sama di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini. Adapun pernyataan itu dikeluarkan dalam sebuah paralel event Annual Meeting IMF-WBG 2018 bertema The Perfect Time to Enhance Emerging Economies Cooperation on Trade.
Pembahasan inti dari diskusi panel ini adalah ketegangan perdagangan dan ketidakpastian dalam perang tarif serta dampak dan konsekuensinya terhadap pasar berkembang. Sebab, adanya peningkatan signifikan terhadap tarif impor akan semakin menekan volume perdagangan internasional dan kinerja ekspor. Selain itu, tingginya ketergantungan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dinilai akan membebani pembiayaan eksportir.
Direktur Pelaksana l LPEI, Dwi Wahyudi, menyampaikan kondisi tersebut menunjukkan pentingnya kerja sama antar negara berkembang, terutama untuk menciptakan respons serta strategi yang potensial untuk mengatasi situasi yang terjadi. Hal itu disebutkannya selaras dengan salah satu tujuan dari diselenggarakannya kerja sama dagang antar negara berkembang seperti Asia dan Afrika, yakni untuk membuka peluang serta penetrasi pasar.
"Untuk melakukan penetrasi pasar, LPEI dukung pembiayaan ke negara-negara di kawasan Afrika dan ini sejalan dengan penugasan khusus yang diberikan pemerintah melalui KMK No.787/KMK.08/2017," jelas dia di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).
Menurutnya, adanya proteksi dalam perdagangan dapat mengurangi akses pasar ke negara-negara maju. Dengan begitu, persaingan yang terjadi di pasar ekspor akan semakin sengit karena para eksportir perlu melakukan pengalihan ekspor dari pasar Amerika Serikat.
Dia pun berharap, dengan diselenggarakannya diskusi panel ini mampu tercipta strategi serta solusi untuk menghadapi dan mengatasi isu-isu internasional, khususnya yang berkaitan dengan perekonomian dan perdagangan global.
"Indonesia Eximbank selalu siap untuk memajukan perekonomian Indonesia di cakupan internasional dengan meningkatkan pelaku usaha berorientasi ekspor yang siap bersaing di pasar global," ujar dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaKisah Nasabah PNM Mekaar, Ambil Kredit Rp5 Juta Kini Bisa Ekspor Produk Hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaDebat Cawapres, Ide Mahfud-Cak Imin-Gibran Meningkatkan Ekspor dan Memperkecil Defisit Neraca Perdagangan
Dalam subtema perdagangan untuk meliberalisasi perekonomian Indonesia telah meratifikasi lebih dari 25 perjanjian perdagangan bebas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaKementerian Perhubungan Izinkan PT KCI Impor KRL dari China, Ini Alasannya
Untuk pengadaan impor KRL, PT KCI telah mengantongi dana sekitar Rp8,65 triliun.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaCara Negara Beri Keistimewaan Perusahaan Lokal Agar Punya Daya Saing di Pasar Global
Barang yang diimpor mendapatkan penangguhan bea masuk
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca Selengkapnya