Di Awal 2023, Penguatan Mata Uang RI Lebih Baik Dibanding Malaysia dan Filipina

Selasa, 31 Januari 2023 21:24 Reporter : Merdeka
Di Awal 2023, Penguatan Mata Uang RI Lebih Baik Dibanding Malaysia dan Filipina Konferensi Pers KSSK. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai tukar rupiah di awal 2023 menguat 3,89 persen (ytd), dibandingkan dengan level akhir Desember 2022. Capaian ini lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia 3,83 persen (ytd), Filipina 2,30 persen (ytd), dan India 1,46 persen (ytd).

"Dari sisi nilai tukar, rupiah mengalami penguatan yang mendukung stabilitas ekonomi," kata Menkeu dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/1).

Penguatan tersebut didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga, imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

Terkait sisi fiskal, APBN 2022 yang merupakan bagian dari serangkaian kebijakan fiskal di masa pandemi Covid-19 telah bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan kinerja APBN yang tetap sehat dan berkelanjutan.

Kinerja positif APBN 2022 terefleksi dari realisasi belanja negara yang sebesar Rp3.090,75 triliun atau mampu tumbuh 10,92 persen (yoy). APBN telah bekerja untuk melindungi daya beli masyarakat dan menopang pemulihan ekonomi melalui dukungan subsidi dan kompensasi, penebalan bantuan sosial, dukungan proyek strategis nasional, penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem, dukungan program JKN, serta layanan publik di daerah.

Seiring kuatnya dukungan belanja tersebut, ekonomi dapat pulih dengan cepat dan dunia usaha dapat bangkit lebih kuat, sehingga berdampak positif terhadap pendapatan negara yang mencapai Rp2.626,42 triliun, tumbuh signifikan sebesar 30,58 persen (yoy) dan mencapai 115,90 persen dari target APBN (Perpres No. 98/2022).

Realisasi pendapatan tersebut meliputi realisasi penerimaan perpajakan yang mencapai Rp2.034,54 triliun (114,04 persen dari Perpres No. 98/2022) atau tumbuh sebesar 31,44 persen dari realisasi tahun 2021 dan realisasi PNBP yang mencapai Rp588,34 triliun atau 122,16 persen dari target Perpres No. 98/2022 atau tumbuh sebesar 28,32 persen (yoy).

"Kinerja pendapatan yang optimal tersebut terutama dipengaruhi pemulihan aktivitas ekonomi yang semakin menguat, masih tingginya harga komoditas, serta buah dari reformasi perpajakan," pungkasnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com [azz]

Baca juga:
Modal Asing Mulai Banjiri RI di 2022, Capai USD2,4 Miliar
Ekonomi RI Positif, BI Optimis Nilai Tukar Rupiah Menguat Tahun Ini
Kurs Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Rupee India, Ini Datanya
Rupiah Bakal Menguat Saat Ketegangan Ekonomi Global Mereda
Rupiah Menguat ke Rp14.866 per USD Usai AS Memasuki Resesi
Rupiah Menguat ke Rp14.355 per USD Didukung Perbaikan Ekonomi Nasional

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini