Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Depan Mahasiswa, Pejabat BI Cerita Pengalaman Krisis 98 dan Upaya Mengatasinya

Depan Mahasiswa, Pejabat BI Cerita Pengalaman Krisis 98 dan Upaya Mengatasinya Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyosialisasikan kebijakan makroprudensial kepada ratusan mahasiswa dan blogger. Acara bertajuk 'Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan' tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya makroprudensial dan implementasinya dalam rangka menjaga kondisi ekonomi yang stabil.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Juda Agung menekankan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai kebijakan makroprudensial yang kaitannya dengan stabilitas sistem keuangan.

Dalam acara ini, Juda menceritakan sekilas kondisi krisi yang dialami oleh Indonesia pada 1998 sebagai dampak terganggunya stabilitas sistem keuangan.

"Memori 97 dan 98 terjadi krisis moneter. Kita alami krisis multidimensi dari krisis keuangan, moneter dan merambat sisi sosial, politik dan akhirnya tahun 98 itu terjadi perubahan politik dramatis," kata dia, di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (26/6).

Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang terkena dampak krisis keuangan global pada 1998 dan 2008. Dampak yang dirasakan oleh Indonesia antara lain pelemahan nilai tukar Rupiah, inflasi yang tinggi, serta perlambatan pertumbuhan perekonomian.

Berangkat dari pengalaman tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan yang mengatur interaksi antara makroekonomi dengan mikroekonomi, yang dikenal dengan kebijakan makroprudensial. Kebijakan tersebut diterbitkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung kestabilan perekonomian Indonesia.

Sistem keuangan yang stabil adalah kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi efektif dan efisien, serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan bisa berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

Akan tetapi, lanjutnya, pada kondisi stabil seperti saat ini masyarakat cenderung tidak peduli terhadap stabilitas sistem keuangan.

"Menjaga sistem keuangan jika dalam kondisi aman seperti saat ini, itu tidak ada yang care terhadap stabilitas sistem keuangan sebab situasi aman, begitu ada krisis, mulai orang merasa bahwa ini harus dijaga dan otoritas BI, OJK dan kemenkeu itu keberadaannya akan terlihat terutama saat krisis. Dalam kondisi normal dicuekin begitu ada kebakaran baru orang memanggil," ujarnya.

Padahal, pengetahuan mengenai stabilitas sistem keuangan dianggap sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat luas dalam kondisi apapun.

Menjaga stabilitas sistem keuangan sangat penting untuk mencegah terjadinya krisis. Sebab jika krisis terjadi, masalah yang timbul tidak hanya pada bidang ekonomi saja melainkan akan merembet pada sektor lainnya seperti kehidupan sosial masyarakat termasuk politik dan situasi pemerintahan.

"Kami ingin mengajak semua sosialisasi stabilitas sistem keuangan," ujarnya.

Dia menambahkan, saat ini stabilitas sistem keuangan Indonesia dalam kondisi sangat baik dan mempunyai daya tahan yang tinggi setelah di tahun sebelumnya Rupiah sempat terpukul oleh faktor eksternal.

"Tahun lalu di akhir tahun 2018 sempat ketar ketir sebab rupiah hampir menyentuh 15.000 bahkan sedikit lebih 15.000. Tekanan banyak di tahun lalu dari luar dengan perang dagang dan ketidakpastian global," tutupnya.

Selain di Jakarta, acara serupa juga akan digelar di 3 kota lainnya yaitu Palembang, Yogyakarta dan Denpasar.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Menteri Risma Dipuji Usai Beberkan Strategi Indonesia Tangani Krisis Pangan, Gempa Bumi hingga Banjir di Forum OECD Perancis

Menteri Risma Dipuji Usai Beberkan Strategi Indonesia Tangani Krisis Pangan, Gempa Bumi hingga Banjir di Forum OECD Perancis

Penjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Dunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo

Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Beri Sinyal Suku Bunga Turun di Semester II-2024

Sri Mulyani Beri Sinyal Suku Bunga Turun di Semester II-2024

Kondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya