Deflasi 0,04 Persen di September, Pemulihan Konsumsi Dinilai Masih Lambat
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada September 2021. Adapun dari 90 kota pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi sementara sisanya mengalami inflasi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyebut, deflasi terjadi pada September 2021 menandakan bahwa pemulihan permintaan masyarakat masih sangat lambat meski ada pelonggaran mobilitas. Ini mengindikasikan kelas menengah dan atas masih tahan belanja.
"Deflasi juga berulang di september 2020, dipengaruhi faktor seasonal atau musiman. Tidak ada event besar sepanjang September yang bisa gerakan konsumsi," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jumat (1/10).
Dia mengatakan, salah satu penyebab terjadinya deflasi juga karena momentum Lebaran sudah lewat. Di satu sisi belanja pendidikan juga belum maksimal, akibat masih belajar online.
"Inflasi secara full year di 2021 diperkirakan hanya berkisar 1,6 sampai dengan 2 persen year on year," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mencatat, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Dari 90 kota pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi sementara sisanya mengalami inflasi.
"Perkembangan harga pada September menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pantauan BPS di 90 kota pada September terjadi deflasi sebesar 0,04 persen," kata Margo, Jakarta, Jumat (1/10).
Dengan adanya deflasi maka terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,57 menjadi 106,53 pada bulan lalu. Adapun tingkat inflasi dari tahun ke tahun mencapai 1,60 persen sementara inflasi tahun kalender mencapai 0,80 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaDikritik Tom Lembong, Hilirisasi Nikel Justru Buat Ekonomi Maluku Utara Tumbuh 20,49 Persen
Berdasarkan data BPS, Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi dua digit pada 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca Selengkapnya