Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data Kemendag: Ekspor Tekstil Indonesia Anjlok 19 Persen Hingga Agustus 2020

Data Kemendag: Ekspor Tekstil Indonesia Anjlok 19 Persen Hingga Agustus 2020 industri tekstil di semarang. ©2014 merdeka.com/henny rachma sari

Merdeka.com - Kementerian Perdagangan mencatat ekspor produk tekstil Indonesia ke Turki anjlok sebesar 49,79 persen sepanjang periode Januari-Agustus 2020, dibandingkan periode yang sama tahun 2019 menjadi senilai USD 168,9 juta.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Marthin Simanungkalit mengatakan, secara keseluruhan ekspor produk tekstil Indonesia ke seluruh dunia juga merosot cukup tajam sebesar 19,92 persen menjadi USD 7,03 miliar.

"Ekspor ke Turki USD 168,9 juta selama Januari-Agustus 2020, anjlok 49,79 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar USD 336,3 juta. Ini patut jadi perhatian terlebih Turki merupakan tujuan ekspor tekstil keenam setelah AS, Jepang, China, Korea Selatan dan Jerman," katanya dikutip dari Antara, Selasa (27/10).

Marthin menjelaskan, dalam upaya melindungi pasar dalam negerinya, Turki pada April lalu menerapkan additional duties terhadap beberapa produk impor, termasuk produk tekstil. Additional duties tersebut bervariasi mulai dari 4 persen hingga 50 persen. Kebijakan tersebut awalnya bersifat sementara dengan masa berlaku hingga 30 September 2020. Namun, Turki memperpanjang kebijakan tersebut hingga akhir Desember 2020.

Bea masuk tambahan itu berlaku bagi negara yang belum memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Turki, di mana Indonesia termasuk di antaranya.

"Turki secara hati-hati menerapkan penambahan tarif tersebut sehingga tetap berada di bawah bound tariff WTO. Postur tarif yang fleksibel inilah yang membuat kebijakan tarif Turki tidak dapat digugat melalui WTO karena tidak ada aturan yang dilanggar," katanya.

Turki Lihai Kelola Kebijakan Perdagangan

Marthin menjelaskan Turki termasuk negara yang lihai mengelola kebijakan perdagangannya. Turki hanya mengikatkan 50,5 tarif bea masuk impornya kepada WTO. Dari keseluruhan pos tarif negara tersebut, 43 persen di antaranya merupakan produk industri.

"Artinya, sejumlah 49,5 persen pos tarif Turki tidak dikonsesikan bea masuknya kepada WTO. Dengan demikian Turki bebas menaikkan atau menurunkan bea masuk impor tersebut sesuai kepentingan nasionalnya tanpa digugat oleh negara anggota WTO lain," jelasnya.

Sejak 2014, Turki juga telah menaikkan tarif rata-rata 26 persen untuk produk furnitur, peralatan medis, perkakas, besi, baja, alas kaki, karpet dan tekstil. Hal itu dilakukan untuk melindungi produk lokal dan meningkatkan penerimaan negara.

"Tidak mengherankan ketika pandemi, Turki mengaktivasi instrumen tarif sebagai salah satu kebijakan extra ordinary untuk selamatkan industri dalam negeri mereka," katanya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024

Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024

Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400

Menko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400

Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
600 Perusahaan Tekstil dari 16 Negara Kumpul di Jakarta, Beberkan Tips Peluang Bisnis di Bidang Fesyen

600 Perusahaan Tekstil dari 16 Negara Kumpul di Jakarta, Beberkan Tips Peluang Bisnis di Bidang Fesyen

Selain produsen teknologi dan mesin, Indo Intertex juga menjadi ajang kumpul para fesyen designer dan brand-brand fesyen ternama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu

Harga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu

Tren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Anjloknya Ekspor Nikel Indonesia

Ternyata Ini Penyebab Anjloknya Ekspor Nikel Indonesia

Volume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau

Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau

Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.

Baca Selengkapnya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.

Baca Selengkapnya