Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data Ekonomi China Membaik, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.160 per USD

Data Ekonomi China Membaik, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.160 per USD idr rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Kurs mata uang rupiah ditutup menguat 68,0 poin atau 0,48 persen ke level Rp14,160 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah hari ini disebabkan aktivitas bisnis China yang masih mampu membukukan ekspansi di tengah eskalasi perang dagang dengan AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, hal ini memberi harapan pada pelaku pasar bahwa perekonomian China dan pasokan global masih memiliki peluang untuk tumbuh.

"Ini tercermin dari Purchasing Manager's Index (PMI) bulan Agustus versi Caixin menunjukkan adanya lonjakan aktivitas pada sektor Jasa Negeri Tiongkok yang merupakan level tertinggi dalam 3 bulan terakhir," tuturnya di Jakarta, Rabu (4/9).

"Hasil PMI sektor jasa China bulan Agustus tercatat sebesar 52,1 poin, lebih tinggi dari capaian Juli yang sebesar 51,6 poin," lanjut dia.

Selain itu, menurutnya, rilis data PMI manufaktur Amerika Serikat (AS) pada bulan agustus lalu mencatatkan perlambatan untuk kali pertama sejak Januari 2016.

"Angka PMI manufaktur tercatat hanya sebesar 49,1 poin, lebih rendah dari konsensus pasar yang memproyeksi di level 51,1 poin. Kontraksi tersebut disebabkan penurunan signifikan pada indeks pesanan baru dan indeks ketenagakerjaan," ujarnya.

Sementara dari dalam negeri, penggerak rupiah hari ini karena Bank Indonesia tetap waspada ditengah ketidakpastian global, padahal ekonomi dalam negeri masih cukup stabil dibandingkan dengan ekonomi negara maju lainnya.

"BI terus melakukan intervensi baik secara masif maupun intervensi secara langsung di pasar Valas dan Obligasi/ Saham Hipotik di perdagangan DNDF apabila di perlukan," terangnya.

Dengan begitu, Ibrahim memprediksi rupiah untuk besok masih akan menguat ke level Rp1,145 - Rp14,200. "Besok rupiah kemungkinan masih akan menguat karena fundamental eksternal masih mendukung, range 14.145-14.200," tegas dia.

Reporter: Bawono Yadika

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya