Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data BI: Neraca Pembayaran Indonesia Membaik di Semester II-2020

Data BI: Neraca Pembayaran Indonesia Membaik di Semester II-2020 Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada semester II-2020 lebih baik dari semester sebelumnya. Perbaikan perekonomian global dan domestik mendorong kenaikan aliran masuk modal asing sehingga meningkatkan kinerja NPI di akhir paruh kedua tahun 2020.

"Pada paruh kedua, NPI diprakirakan makin baik dengan mencatat surplus yang lebih tinggi dibandingkan semester I-2020," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2020 yang diluncurkan pada Rabu, (27/1).

Perkembangan NPI yang positif ini mendukung peningkatan cadangan devisa. Pada semester-I 2020 tercatat cadangan devisa sebesar USD 131,7 miliar. Kemudian meningkat pada semester II-2020 menjadi USD 135,9 miliar.

Dari data tersebut, Bank Indonesia menilai cadangan devisa yang dimiliki setara dengan pembayaran 9,8 bulan impor dan Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah. Selain itu, angka ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 (tiga) bulan impor.

NPI membaik juga didukung profil ULN yang aman dan terkendali. ULN korporasi non-keuangan tumbuh positif 7,2 persen (yoy) pada November 2020. Padahal saat itu tengah terjadi perlambatan sumber pembiayaan ekonomi lain.

ULN tersebut dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan di sektor energi, manufaktur dan pertambangan. Keseluruhan rasio ULN terhadap PDB berada pada kisaran rata-rata negara peer.

Komposisi ULN juga tetap sehat tercermin dari rasio ULN jangka pendek yang berada di bawah rerata peer dan ULN jangka panjang yang lebih dominan mencapai 89,3 persen.

Perbaikan NPI pada semester II-2020 ini dipengaruhi prakiraan surplus transaksi berjalan. Pada triwulan III-2020, transaksi berjalan tercatat surplus sebesar USD 96 juta. Bank Indonesia memperkirakan perbaikan tersebut berlanjut pada triwulan IV 2020.

Defisit Mengecil

Secara keseluruhan tahun 2020, defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 0,5 persen dari PDB. Lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang tercatat 2,7 persen dari PDB.

Pada neraca barang, surplus transaksi perdagangan pada semester kedua didorong oleh perbaikan ekspor beberapa komoditas. Antara lain, ekspor logam, pulp and paper, dan besi baja ke Tiongkok.

Termasuk juga ekspor pakaian dan hasil perikanan ke Amerika Serikat tumbuh signifikan didorong pemulihan ekonomi kedua negara tersebut.

Ekspor CPO juga mulai membaik sejalan dengan peningkatan penjualan retail makanan di Tiongkok. Peningkatan impor masih tertahan dipengaruhi oleh penggunaan persediaan yang masih ada dan peningkatan kapasitas produksi yang masih terbatas.

Sementara itu, pada paruh kedua, defisit neraca jasa melebar terutama dampak kunjungan wisman yang masih rendah, dibandingkan semester sebelumnya pada saat wisman masih masuk ke Indonesia terutama pada triwulan I-2020.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun

Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun

Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?

Hasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?

Sebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.

Baca Selengkapnya
Parah! 3 PNS Disdik Garut Gelapkan Uang Koperasi Rp1 Miliar Lebih dengan Jaminan Dana BOS

Parah! 3 PNS Disdik Garut Gelapkan Uang Koperasi Rp1 Miliar Lebih dengan Jaminan Dana BOS

Sejak September 2018 hingga Januari 2019, ketiga berhasil melakukan pinjaman fiktif menggunakan data 14 sekolah.

Baca Selengkapnya
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?

OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?

Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya