Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Darmin sebut pemerintah selama ini takut berutang demi pembangunan

Darmin sebut pemerintah selama ini takut berutang demi pembangunan Darmin Nasution. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memberikan Kuliah Umum di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Di hadapan para mahasiswa, Menko Darmin memaparkan perkembangan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun.

Menko Darmin menilai kesalahan pemerintah selama ini terlalu takut berutang demi membangun infrastruktur. Defisit selama ini justru dipakai untuk membiayai subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan lain sebagainya.

Pemerintah selalu ingin menjaga defisit dalam persentase rendah di kisaran 20 persen sampai 25 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Padahal, jika melihat defisit negara maju, justru lebih tinggi dibanding Indonesia.

"Akibatnya kita jadi negara yang savingnya tidak cukup membiayai infrastruktur. Semua negara maju, utang negaranya paling sedikit 100 persen dari GDP-nya. Jepang 200 persen, AS 200-300 persen dari GDP. Kalau seluruh dunia begitu, sebetulnya ada yang enggak beres (pada pemerintah)," ungkap Darmin, Senin (9/11).

Menko Darmin juga bercerita pada 2008-2009, saat dirinya masih menjadi Dirjen Pajak, dia mengamati bahwa periode itu merupakan masa kejayaan perekonomian Indonesia setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi 1998.

Salah satu industri yang tidak berhasil dibangun setelah era '98, kata Darmin, adalah infrastruktur. Sektor infrastruktur selalu mengalami kendala di perizinan dan pembebasan tanah.

Selain itu, pengembangan industri untuk memberikan nilai tambah juga dilupakan pemerintah. Pemerintah lebih memilih mengistimewakan industri berbasis konsumsi sehingga impor terus membengkak.

Kondisi itu dinilai Menko Darmin membuat sektor industri Indonesia semakin lemah. Indonesia tidak mampu menghasilkan bahan baku dan barang modal, bahkan untuk keperluan dalam negeri. "Kita praktis selalu berhenti di barang konsumsi, impor kita selalu meningkat lebih cepat dari kemampuan ekspor saat pertumbuhan meningkat," imbuh Darmin.

"Pada tahun 2008-2009 sebetulnya kita sampai di puncak kekuatan ekonomi kita setelah krisis. Pertumbuhan mendekati 6 persen, bahkan lebih. Dan itu sebenarnya momen kita bangun industri, tapi arus tendensi pasar lebih kuat. Yang terjadi yang masuk industri konsumsi yang tujuannya pasar dalam negeri," paparnya.

Menko Darmin menambahkan pemerintah sebelumnya sebetulnya tidak lupa untuk membangun hilirisasi. Namun, pengawasannya agar diterapkan tidak begitu ketat.

"Kebetulan lahir Undang-undang Minerba. Pada waktu dia lahir, Undang-Undang itu mengamanatkan pertambangan wajib mengolah hasil tambangnya di dalam negeri. Perlu smelter, perlu infrastruktur, perlu listrik, sayangnya itu yang kita nggak punya," tutur Darmin.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen

PAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen

PAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.

Baca Selengkapnya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya
Pemilu Pertama di Indonesia Dilaksanakan pada Masa Kabinet Burhanudin Harahap, Ini Sejarah dan Hasilnya

Pemilu Pertama di Indonesia Dilaksanakan pada Masa Kabinet Burhanudin Harahap, Ini Sejarah dan Hasilnya

Pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan pada masa kabinet Burhanuddin Harahap menjadi tonggak demokrasi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Respons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres

Respons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres

Debat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.

Baca Selengkapnya
Tujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama

Tujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama

Orde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Ingin Sadarkan Prabowo: Etik Itu Posisinya sama dengan Hukum

Cak Imin Ingin Sadarkan Prabowo: Etik Itu Posisinya sama dengan Hukum

Menurut Cak Imin, etika penting dalam konteks penyelenggaraan negara.

Baca Selengkapnya
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.

Baca Selengkapnya