Merdeka.com - Pemerintah telah mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 sebesar Rp 455,62 triliun. Berbeda dari 2 tahun sebelumnya, dana PEN tahun ini hanya dibagi menjadi 3 klaster yakni penanganan kesehatan, perlindungan masyarakat dan penguatan pemulihan ekonomi.
Dari ketiga pos tersebut, pos penanganan kesehatan mendapatkan anggaran yang paling besar yakni Rp 122,5 triliun. Alokasi dana tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan tahun lalu sebesar Rp 176,3 pada alokasi awal tahun dan naik menjadi Rp 214,96 triliun saat terjadi penyebaran varian delta di pertengahan tahun.
"Sektor kesehatan masih yang paling besar dengan anggaran Rp 122,5 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja Komisi XI di DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (19/1).
Dana ini nantinya akan digunakan untuk program-program seperti vaksinasi, perawatan pasien, insentif tenaga kesehatan, insentif perpajakan dan penanganan Covid-19. Sri Mulyani mengatakan penggunaan dana PEN tersebut sebagian akan digunakan untuk membayar biaya klaim rumah sakit di tahun 2021 yang belum dibayarkan.
Setidaknya dari anggaran tersebut pemerintah harus membayarkan Rp 23 triliun untuk sisa klaim rumah sakit tahun lalu. "Ada tagihan biaya klaim rumah sakit Rp 23 triliun yang akan dibayarkan dari anggaran tahun 2022," ungkap Sri Mulyani.
Bendahara negara ini mengaku biaya klaim rumah sakit tahun 2021 mencapai Rp 94 triliun. Tingginya tagihan tersebut sebagian besar akibat merebaknya varian delta di pertengahan tahun lalu.
"Belanja buat biaya perawatan pasien tahun lalu ini mencapai Rp 100 triliun atau tepatnya Rp 94 triliun," kata dia.
Setelah membayarkan tagihan klaim rumah sakit, dana PEN untuk penanganan kesehatan akan difokuskan pada program vaksinasi Covid-19. Program ini akan terus berlanjut, mengingat sejak pekan lalu pemerintah juga mulai memberikan vaksin booster atau tambahan ke masyarakat umum. Sebab sebelumnya vaksin tambahan ini hanya diperuntukan bagi tenaga kesehatan.
Dia menambahkan, tahun lalu belanja negara untuk membeli vaksin tidak terlalu besar karena pemerintah banyak menerima vaksin hibah dari negara lain. "Realisasi vaksin tahun lalu relatif bagus karena kita banyak dapat hibah vaksin," kata dia mengakhiri.
Sebagai informasi, dana untuk dua klaster lainnya masing-masing Rp 154,8 triliun untuk perlindungan masyarakat dan Rp 178,3 triliun untuk penguatan pemulihan ekonomi.
Pada klaster perlindungan masyarakat akan dipergunakan untuk melanjutkan program bantuan sosial seperti PKH, Sembako, Kartu Prakerja, BLT Desa, Jaminan Kehilangan Pekerjaan dan antisipasi perluasan perlindu sosial.
Sedangkan, klaster penguatan pemulihan ekonomi diperuntukan untuk program padat karya, pariwisata.ekonomi kreatif, ketahanan pangan, ICT, kawasan industri, dukungan UMKM, PNM dan insentif perpajakan.
Baca juga:
Pemerintah Diminta Tak Gunakan Dana PEN Bangun Ibu Kota Nusantara, ini Alasannya
Ini Anggaran PEN yang Bakal Dipakai untuk Pembangunan Ibu Kota Baru
Menko Luhut: Indonesia Sakti dalam Penanganan Pandemi
Anggaran Pembangunan Ibu Kota Baru Masuk ke Program PEN
Bangun Ibu Kota Baru di Tengah Pandemi, ini Pandangan Menkeu Sri Mulyani
Program PEN Diklaim Berhasil Kurangi Tingkat Pengangguran RI
Advertisement
Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong Berkedok Arisan Online
Sekitar 30 Menit yang laluLaporkan, ini Sanksi Bagi SPBU Pertamina Curang
Sekitar 1 Jam yang laluGenjot Produksi Pertanian Cegah Krisis Pangan, ini yang Diperlukan Indonesia
Sekitar 2 Jam yang laluCatat, Panduan Lengkap Beli Minyak Goreng Curah Rp14.000 per Liter
Sekitar 4 Jam yang laluTelkomsel Award 2022 jadi Wujud Apresiasi Talenta Kreatif Indonesia
Sekitar 12 Jam yang laluLMAN Koordinasi dengan Pemprov DKI Soal Pemindahan Aset ke Ibu Kota Baru
Sekitar 12 Jam yang laluJokowi Usulkan 3 Hal Cegah Ancaman Hilangnya Dekade Pembangunan
Sekitar 12 Jam yang laluWishnutama Ingin Telkomsel Jadi Pemenang di Industri Digital
Sekitar 13 Jam yang laluSejak 2016, LMAN Danai Pengadaan Lahan PSN Capai Rp95,89 Triliun
Sekitar 13 Jam yang laluPemerintah Tunda Penerapan Pajak Karbon
Sekitar 14 Jam yang laluBank Dunia Beri Dukungan Keuangan Rp11,14 Triliun ke RI
Sekitar 15 Jam yang laluGara-Gara Harga Cabai Mahal, BI Prediksi Inflasi Juni Capai 0,5 Persen
Sekitar 16 Jam yang laluMenko Luhut: Kadin Harus Lebih Kuat Bantu Pemulihan Ekonomi
Sekitar 17 Jam yang laluBLBI Siap Hadapi Gugatan Anak Kaharudin Ongko Senilai Rp 216 Miliar
Sekitar 17 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 3 Hari yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 4 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluElite Parpol Ramai Lobi-Lobi buat Pencapresan, PSI Kutip Jokowi 'Ojo Kesusu'
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Pasukan Elite TNI di Paspampres Kawal Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Sekitar 16 Jam yang laluKedekatan Jokowi dan Luhut, Hingga Merasa Selalu Dilindungi
Sekitar 1 Hari yang laluDanpaspampres Jamin Keamanan Jokowi di Ukraina: Ada Kopasus, Denjaka dan Paskhas
Sekitar 1 Hari yang laluSubvarian Baru Virus Corona Kebal Antibodi yang Dipicu Vaksinasi & Infeksi Omicron
Sekitar 4 Jam yang laluKasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di 143 Pasien
Sekitar 18 Jam yang laluUpdate Covid-19 Nasional Hari Ini per 24 Juni 2022: Kasus Positif Tambah 2.069 Orang
Sekitar 18 Jam yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluNike Umumkan akan Angkat Kaki dari Rusia
Sekitar 18 Jam yang laluGibran Mengaku Tidak Khawatir Jokowi ke Rusia dan Ukraina
Sekitar 19 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami