Dahlan pecat dirut pelindo IV karena kinerja buruk
Merdeka.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali memecat petinggi BUMN karena alasan kinerja buruk. Kali ini, sosok yang diberhentikan adalah Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV atau Pelindo IV Harry Sutanto.
Dia dinilai Dahlan gagal menciptakan efisiensi operasional di pelabuhan yang menjadi wewenang Pelindo IV. Sebagai gantinya, Dahlan mengangkat Mulyono yang sebelumnya merupakan direktur keuangan Pelindo II.
"Saya minta Mulyono untuk mengefisienkan operasional. Misalnya apakah di satu pelabuhan lingkungan pelindo IV kurang efisien menanggapi apa betul kurang dermaga apa manajemen operasional yang kurang baik," kata Dahlan, di Jakarta, Rabu (25/9).
Dahlan menyakini, peningkatan kualitas pelayanan pelabuhan tidak harus dilakukan dengan cara penambahan fasilitas. Justru, cara itu bisa menimbulkan inefisiensi.
"Betul-betul harus baik. Jangan mudah menerima bahwa harus bangun, jangan gampang terima begitu saja. Apa betul operasional sudah efisien? dirut kemarin kinerja kurang memuaskan."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.
Baca SelengkapnyaTuntutan tersebut dibacakan Jaksa setelah menilai Dadan terbukti sebagai makelar kasus kepengurusan di MA bersama dengan Sekretaris MA; Hasbi Hasan.
Baca SelengkapnyaHadapi lonjakan pemudik, Pelindo siapkan sarana dan prasarana di pelabuhan Ciwandan sebagai alternatif pelabuhan Merak, Banten.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aldioanto (67) terlahir normal sebagai laki-laki, akibat dirumahkan dari suatu perusahaan tempatnya bekerja sebagai pramugara di Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaGus Muhdlor tersangka kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN
Baca SelengkapnyaSemen Indonesia dinilai mampu mempertahankan kinerja positif dengan mengamankan sektor penjualan dan pendapatan.
Baca SelengkapnyaAhmad Dhani masih fokus pada pencalonannya di Dapil Jatim I DPR RI.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengingatkan untuk mengakui keberhasilan kinerja para pemimpin terdahulu.
Baca SelengkapnyaPemilu pertama di Indonesia dilaksanakan pada tahun 1955.
Baca Selengkapnya