Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dahlan kembali jadi buronan DPR

Dahlan kembali jadi buronan DPR keterangan Dahlan Iskan. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kembali mengulang cerita lama yaitu mangkir ketika dipanggil Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk melakukan rapat. Senin (26/8), komisi IX DPR kembali mengadakan rapat membahas nasib karyawan outsourcing di lingkungan perusahaan BUMN. Dalam rapat ini, DPR telah mengundang Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar.

Rapat yang dijadwalkan pukul 14.00 WIB molor karena dua menteri tersebut tidak hadir. Akhirnya rapat dibuka pukul 15.00 WIB. Ketua pimpinan sidang Komisi IX, Ribka Tjiptaning menyayangkan ketidakhadiran Dahlan untuk membahas masalah yang krusial di Indonesia yaitu tenaga kerja outsourcing.

Ribka bahkan menyentil Dahlan yang ikut dalam konvensi Partai Demokrat. "Bagaimana jadi Presiden persoalan rakyat saja tidak mau hadir seperti ini," katanya ketus.

Dahlan disebut tidak memikirkan nasib sekitar 280.000 orang karyawan outsourcing di perusahaan pelat merah. "Totalnya itu 280 ribu nasib mereka sama di seluruh BUMN. Ada yang outsourcing dari tahun 1983 dan sampai sekarang masih kontrak," kata Ribka.

Menurut Ribka, Dahlan nekat tidak hadir karena merasa dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal masalah ini berkaitan langsung dengan masyarakat.

"Karena dia merasa dekat dengan Presiden SBY, jadi dia ga ada beban moral dengan rakyat. Bebannya hanya dengan SBY," katanya.

Ribka tidak segan-segan akan kembali memanggil paksa dan menyeret Dahlan agar bisa hadir dalam rapat.

Hubungan Dahlan dengan DPR memang tidak berjalan mulus. Bahkan anggota DPR komisi VI yang membidangi BUMN, institusi pimpinan Dahlan, menegur Dahlan karena dinilai telah membuat wibawa DPR jatuh.

Anggota Komisi VI DPR, Daniel Lumban Tobing, mengatakan aksi Dahlan yang kerap mangkir dari undangan rapat selain dengan komisi VI serta kasus laporan adanya oknum DPR pemalak BUMN, membuat lembaga tersebut menjadi tidak terhormat di mata masyarakat.

Aksi Dahlan mangkir rapat bersama DPR tidak hanya terjadi kemarin saja. Pada rapat bersama komisi VII mengenai temuan BPK tentang inefisiensi PLN tahun 2009 - 2010 yang berpotensi merugikan negara Rp 37 triliun atau saat PLN berada di bawah kepemimpinannya.

Pertama kali ketidakhadiran Dahlan di komisi bidang energi tersebut terjadi pada medio Oktober tahun lalu. Kala itu Dahlan mengaku sibuk kunjungan ke beberapa daerah salah satunya Jambi. Kedua, pada Desember masih di tahun lalu. Kembali Dahlan beralasan dia memiliki agenda rapat bersama Presiden SBY yang menurutnya lebih penting.

"Saya tadi datang (ke DPR), cuma ada ratas. Dan Anda lihat pentingnya begini sampai jam sekian baru selesai. Saya kan bawahan presiden," kata Dahlan di saat ditemui di Kantor Presiden setelahnya.

Ketiga, ialah saat kunjungan ke pabrik kertas PT Leces di Probolinggo keesokan harinya. Terakhir, pada 21 Januari lalu, Dahlan lagi-lagi mangkir rapat dan lebih memilih terbang menuju Desa Bila River Ranch, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap, Sulawesi dalam menghadiri acara Berdikari Integrated farm untuk membangun ketahanan pangan.

Wakil Ketua Komisi VII Effendi Simbolon menyebut Dahlan perlu ke psikiater sebab kelakuannya tersebut.

(mdk/bmo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Digugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini

Aliansi Masyarakat Adat Nasional menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN karena dianggap abai

Baca Selengkapnya
Cegah Dualisme Kekuasaan, Kewenangan Wapres Sebagai Dewan Kawasan Aglomerasi Diminta DPD Dikaji Ulang

Cegah Dualisme Kekuasaan, Kewenangan Wapres Sebagai Dewan Kawasan Aglomerasi Diminta DPD Dikaji Ulang

DPD tidak ingin terjadi dualisme kekuasaan antara presiden dan wakil presiden yang dapat berpotensi menimbulkan pecah kongsi antara keduanya.

Baca Selengkapnya
Ketua DPP NasDem Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Bukan karena Penampilan Lucu

Ketua DPP NasDem Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Bukan karena Penampilan Lucu

Taufik mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
DPR Minta Paman Bunuh Keponakan Berkedok Kebakaran Dijerat Pembunuhan Berencana

DPR Minta Paman Bunuh Keponakan Berkedok Kebakaran Dijerat Pembunuhan Berencana

Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran

Baca Selengkapnya
Pimpinan DPR Tegaskan Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

Pimpinan DPR Tegaskan Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

DPR sudah menerima daftar inventarisasi masalah (DIM) dari pemerintah.

Baca Selengkapnya
Dipanggil Komisi VI DPR soal Politisasi Bansos, Mendag Zulkifli Hasan: Saya Senang!

Dipanggil Komisi VI DPR soal Politisasi Bansos, Mendag Zulkifli Hasan: Saya Senang!

DPR akan memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan buntut pernyataannya terkait bantuan sosial (bansos) berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ahmad Dhani Perkenalkan Sosok Calon Ibu Negara Jika Prabowo Jadi Presiden

VIDEO: Ahmad Dhani Perkenalkan Sosok Calon Ibu Negara Jika Prabowo Jadi Presiden

Penampilan Dewa menghibur ratusan ribu pendukung Paslon nomor urut 02.

Baca Selengkapnya
Dadan Tri Yudianto Dituntut 11 Tahun Penjara Terkait Kasus Suap di Mahkamah Agung

Dadan Tri Yudianto Dituntut 11 Tahun Penjara Terkait Kasus Suap di Mahkamah Agung

Tuntutan tersebut dibacakan Jaksa setelah menilai Dadan terbukti sebagai makelar kasus kepengurusan di MA bersama dengan Sekretaris MA; Hasbi Hasan.

Baca Selengkapnya
Nurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya

Nurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya

Nurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya

Baca Selengkapnya