Dahlan dukung RNI bikin harga daging sapi semurah di Australia
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku sudah mengetahui rencana PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dalam memproduksi "Raja Daging".
Menurut Dahlan, lini bisnis anyar yang dijalankan BUMN yang biasanya mengurusi farmasi dan gula ini sangat bagus karena memperpendek distribusi daging, sehingga bisa menekan harga dan meningkatkan margin perseroan.
Karena memangkas rantai distribusi, produk daging lokal tersebut bisa dijual jauh di bawah harga pasar yang sekarang di kisaran Rp 85.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.
"(RNI) sudah bilang, ini untuk memperpendek distribusi. Mencoba mengusahakan memperpendek distribusi," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (6/6).
"Raja Daging" akan dipasarkan melalui jaringan ritel "Waroeng Rajawali" milik RNI sendiri dan dijual juga dalam bentuk kiloan. Daging sapi ini juga dijamin akan jauh lebih murah dari harga pasaran, namun pihak RNI masih merahasiakan harga jualnya.
Dalam penjualan daging ini, RNI akan mengambil daging dari sapi dari Jati Tujuh, Lombok dan Subang. Menurut Dahlan cara RNI berdagang seperti ini akan memotong kerja tengkulak-tengkulak daging yang meraup untung, sehingga "Raja Daging" bisa dijual lebih murah dan tetap menguntungkan perusahaan pelat merah itu.
"Dulu kan peternak sapi dijual ke tengkulak dia coba kemas kiloan dijual eceran. Ini dapat mengendalikan harga di pasar. Margin dia naik karena biasanya ke tengkulak jadi ke dia," tutup Dahlan.
RNI mendadak terjun ke bisnis daging sapi karena melihat fakta harga daging di Indonesia yang tidak kunjung turun. Sedangkan di negara Australia, harga daging hanya Rp 20.000 per kilogramnya.
"(Alasan memproduksi Raja Daging) karena 9 bulan harga daging enggak turun-turun, baru akan turun dan akan, ternyata tidak turun sampai sekarang. Apalagi mau masuk puasa dan Lebaran," ucap Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro di Gedung Mandiri Pusat, Rabu (5/6).
Selain daging premium berharga murah, RNI turut merambah produksi gula premium yang terjangkau masyarakat dengan merek "Raja Gula". Produk ini akan diluncurkan RNI pada 26 Juni nanti.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaPastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaFOTO: Jelang Ramadan, Harga Daging Ayam Potong Melonjak hingga Rp45.000 per Kg
Melansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu dan Ramadan, Harga Beras di Seluruh Indonesia Kompak Naik dan Langka
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Naik dan Langka di Pasaran, Ternyata Ini Biang Keroknya
Saat ini harga beras medium dijual Rp13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.
Baca SelengkapnyaHarga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaGampang Ditiru, Ini Cara Pisahkan Daging Kelapa dari Tempurung Tanpa Menggunakan Pisau
Dengan cara ini, pemisahan daging kelapa berwarna putih menjadi lebih sederhana, bahkan bisa dilakukan hanya dengan menggunakan sendok nasi. Begini caranya
Baca Selengkapnya