Merdeka.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan, masalah tenaga kerja alih daya atau outsourcing di perusahaan BUMN sejatinya adalah masalah komisaris dan direksi perusahaan yang bersangkutan. Bukan masalah menteri. Namun Dahlan mengaku ada satu hal yang menyentuh hatinya terkait tenaga kerja outsourcing di BUMN.

Berangkat dari itu, Dahlan berjanji membuat kebijakan ataupun instruksi untuk memperhatikan nasib karyawan outsourcing di perusahaan pelat merah.

"Sekali lagi ini adalah wewenang direksi masing masing perusahaan, tidak terkait menteri. Namun ada rasa ketidakadilan di muaranya," jelas Dahlan di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/4).

Dahlan menceritakan hal yang sangat menyentuh hatinya adalah mendengar kenyataan ada karyawan outsourcing yang bekerja lebih keras dan giat dibandingkan pegawai BUMN. Menurut Dahlan ini sangat tidak adil. Oleh karena itu, Dahlan akan mencarikan jalan keluarnya.

"Saya punya pengalaman sendiri. Ada beberapa kenyataan outsourcing beberapa bank besar memang bagus. Tapi ada yang menyentuh perasaan saya adalah ketidakadilan. Banyak outsourcing bekerja lebih keras bekerja dan pegawai tetap," sindirnya.

Dahlan mengaku, saat ini mempunyai beberapa strategi dan ide untuk menyelesaikan permasalahan outsourcing di perusahaan BUMN. Salah satu strateginya adalah mendirikan anak usaha di bawah perusahaan BUMN yang nantinya mengayomi karyawan outsourcing.

"Karena ada pegawai outsourcing bekerja tidak sekeras rajin. Ini harus ada rasa keadilan," jelasnya.