Merdeka.com - Pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa banyak negara yang sangat bergantung pada kekayaan alam Indonesia. Bahkan ketika Indonesia menghentikan ekspor batubara dan CPO, sejumlah pemimpin negara langsung menelpon.
"Begitu batu bara kita setop dua minggu saja, yang telepon ke saya banyak sekali kepala negara, perdana menteri, presiden," kata Jokowi di acara Kompas 100 CEO Forum 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12).
Mereka meminta mantan Gubernur DKI Jakarta ini untuk menarik kebijakannya. Sebab tanpa produk tersebut, stabilitas di masing-masing negara bisa terganggu. Lantas negara mana saja yang memiliki ketergantungan terhadap produk hasil bumi Indonesia? Berikut daftarnya:
1. China
Berdasarkan data Trade Map tahun 2021, ketergantungan China terhadap produk batubara Indonesia mencapai USD 22,7 miliar atau setara Rp 349,80 triliun. Lalu produk bijih besi China dari Indonesia juga mencapai USD 13,1 miliar atau setara Rp 201,70 triliun.
Selain itu, China juga mengimpor CPO senilai USD 6,7 miliar (Rp 103,16 Triliun), tembaga senilai USD 972 juta ( Rp 149,63 miliar) dan produk nikel sebesar USD 240,3 juta (Rp 3,69 triliun).
Sementara itu, pada Oktober 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) total ekspor non migas Indonesia ke China mencapai USD 6,25 miliar atau setara Rp 96,19 triliun. Angka ini mencapai 26,65 persen dari USD 23,34 miliar dari total ekspor non migas di bulan Oktober 2022.
2. India
Selain China, berdasarkan data Trade Map 2021, India juga menjadi negara yang paling bergantung terhadap kekayaan alam Indonesia. Selama tahun 2021 India sangat tergantung pada batubara kiriman Indonesia. Total impor batubara India dari Indonesia mencapai USD 6,3 miliar atau setara Rp 97, 01 triliun.
Tak hanya itu, India juga mengimpor CPO dari Indonesia senilai USD 4 miliar atau setara Rp 61,58 triliun. Kemudian karet senilai USD 323 juta atau setara Rp 4,97 triliun dan impor timah senilai USD 247 juta atau setara Rp 3,80 triliun.
Sementara itu, pada Oktober 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) total ekspor non migas Indonesia ke India mencapai USD 2,12 miliar atau setara Rp 32,59 triliun. Angka ini mencapai 9,04 persen dari USD 23,34 miliar dari total ekspor non migas di bulan Oktober 2022.
3. Amerika Serikat
Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) juga memiliki ketergantungan terhadap produk Indonesia. Berdasarkan data Trade Map 2021, produk yang paling tinggi diimpor dari Indonesia yakni produk karet. Nilainya mencapai USD 2,4 miliar atau setara Rp 36,88 triliun.
Seperti kebanyakan negara lain, negara adidaya seperti Amerika Serikat juga mengimpor CPO dari Indonesia. Tak tanggung nilai impornya di tahun 2021 mencapai USD 2,1 miliar atau setara Rp 32,27 triliun.
Tak hanya itu, Amerika Serikat juga mengimpor produk kayu senilai USD 1 miliar atau setara Rp 15,36 triliun. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, Amerika Serikat juga mengimpor produk perikanan dari Indonesia. Nilainya mencapai USD 1,4 juta atau setara Rp 21,51 miliar.
Sementara itu, pada Oktober 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) total ekspor non migas Indonesia ke Amerika Serikat mencapai USD 2,07 miliar atau setara Rp 31,80 triliun. Angka ini mencapai 8,83 persen dari USD 23,34 miliar dari total ekspor non migas di bulan Oktober 2022.
4. Jepang
Jepang juga menjadi negara selain Amerika Serikat yang banyak mengimpor pangan dari Tanah Air. Pada bulan September 2022 lalu, nilai impor Jepang dari Indonesia mencapai USD 2,10 miliar. Jepang menempati urutan ketiga negara tujuan ekspor terbesar setelah China dan Amerika Serikat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) secara kumulatif dari Januari-September 2022, ekspor non migas sebesar USD 2,09 miliar (Rp 32,09 triliun). Sedangkan nilai ekspor migas Jepang mencapai USD 51,4 juta atau Rp 789,63 miliar.
Bila dirincikan, Jepang banyak mengimpor produk pangan dari Indonesia. Beberapa di antaranya yakni sayur-sayuran sebanyak 1.109 ton dengan nilai USD 2,12 juta. Kopi sebanyak 14.528 ton dengan nilai ekspor USD 44,26 juta.
Buah-buahan tahunan sebanyak 2.128 ton dengan nilai ekspor USD 1,02 juta. Ikan segar sebanyak 1.025 ton dengan nilai USD 5,62 juta. Kulit kerang dan lain-lain sebanyak 1.540 ton dengan nilai USD 1,39 juta.
Kemudian ada rumput laut sebanyak 1.354 ton dengan nilai USD 1,15 juta. Minyak kelapa sawit sebanyak 130.081 ton dengan nilai USD 178,45 juta. Udang dibekukan sebanyak 20.474 ton dengan nilai USD 22,84 miliar.
Mentega sebanyak 3.096 ton dengan nilai USD 13,89 juta. Roti dan kue sebanyak 6.149 ton dengan nilai USD 18,76 juta. Buah dan sayuran yang dikeringkan sebanyak 1.962 ton dengan nilai USD 2,4 juta.
Selain produk-produk tersebut yang volume dan nilainya besar, ada juga produk bahan pangan lain yang diimpor Jepang dari Indonesia. Semisal jagung sebanyak 216,8 ton dengan nilai ekspor USD 89.188. Lalu biji-bijian sebanyak 841 ton dengan nilai USD 270.226, tanaman berserat sebanyak 487 ton dengan nilai USD 243.360 dan umbi-umbian sebanyak 371 ton dengan nilai USD 446.355.
Selain itu, Jepang juga mengimpor rempah-rempah dari Indonesia. Mulai dari lada putih sebanyak 824 ton dengan nilai USD 6,28 juta, lada hitam sebanyak 216 ton dengan nilai USD 1,17 juta dan lada lainnya sebanyak 3 ton dengan nilai USD 69.146.
Rempah lain yang diimpor Jepang yakni tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah sebanyak 872 ton dengan nilai USD 6,58 juta. Cengkeh sebanyak 48 ton dengan nilai USD 193.0600.
Jepang juga mengimpor teh sebanyak 404 kilogram dengan nilai USD 5.146. Olahan kopi dan teh juga diimpor Jepang sebanyak 2.011 ton dengan nilai USD 7,5 juta. Selain itu, Jepang juga mengimpor banyak tanaman hias, tanaman semusim hingga produk-produk perikanan lainnya. [azz]
Baca juga:
Sejuta Manfaat Nikel yang Bikin Banyak Negara Bergantung ke Indonesia
Pemerintah Tak akan Impor Produk Holtikultura, Kecuali Kedelai
Tanpa Batu Bara Indonesia, China dan India Bakal Gelap
Ternyata, Jepang Banyak Impor Bahan Pangan dari Indonesia
Jokowi Kaget, Ternyata Banyak Negara Bergantung Pada Indonesia
Jokowi: Belum Ada Sejarahnya Kita Surplus Neraca Perdagangan, Sekarang Sudah 30 Kali
Waspada, Lockdown Total di China Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia
Advertisement
PNS Lebih Untung Terima Tunjangan dalam Bentuk Beras Dibanding Uang Tunai
Sekitar 23 Menit yang laluPemerintah Diminta Kaji Rencana Pemberian Insentif Pajak untuk Investor di IKN
Sekitar 30 Menit yang laluBendungan Tamblang Bali Jadi Pertama di ASEAN Gunakan Teknologi Inti Aspal
Sekitar 43 Menit yang laluKabar Baru: LRT Jabodebek Beroperasi Pertengahan Tahun, Bersamaan dengan Kereta Cepat
Sekitar 1 Jam yang laluReformasi Perpajakan Salah Satu Penopang Tumbuhnya Ekonomi Indonesia
Sekitar 1 Jam yang laluSebelum Daftar CPNS 2023, Pahami Dulu Kewajiban dan Larangan Bagi PNS
Sekitar 1 Jam yang laluPengelolaan Dana Pensiun Buruk, BUMN: Akibat Diurus Pensiunan, Bukan Profesional
Sekitar 2 Jam yang laluTerungkap Fakta Lain di Balik Membengkaknya Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sekitar 2 Jam yang laluSri Mulyani: APBN Bukan Hobi Utang, Kalau Subsidi Dicabut Rakyat Sengsara
Sekitar 2 Jam yang laluHarga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Termurah Rp125.000, Waktu Tempuh 30 Menit
Sekitar 3 Jam yang laluTanpa Jalan Tol, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi akan Lebih Lambat
Sekitar 3 Jam yang laluBelum Termasuk 2024, Anggaran Persiapan Pemilu dari APBN Capai Rp25 Triliun
Sekitar 3 Jam yang laluSri Mulyani: Pertama dalam Sejarah Sulawesi Punya Kereta Api
Sekitar 4 Jam yang laluHasil Penyidikan soal Dana Pensiun BUMN Penuh Kejutan, Seperti Apa?
Sekitar 4 Jam yang laluVIDEO: Firasat Ibu Mahasiswi Cianjur Sebelum Ditabrak Audi Pembawa Istri Siri Polisi
Sekitar 14 Menit yang laluVIDEO: Rekaman CCTV Detik-Detik Mahasiswa UI Jatuh Tertabrak Pajero Eks Kapolsek
Sekitar 2 Jam yang laluPotret Brigade Anjing Pertama Polisi Indonesia, Dilatih di Stadion Olahraga
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Sopir Angkot Cabul Lancang ke Perempuan Dicari Polisi!
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Nota Pembelaan, Hendra Kurniawan & Agus Nurpatria Kompak Hanya Korban Sambo
Sekitar 6 Menit yang laluVIDEO: Pembelaan Arif, Singgung Polisi Langgar Hukum Tuntutan Jaksa Wajib Gugur
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Pembelaan Baiquni, Singgung Niat Baik Bantu Penyidikan dan Kerja Tangan Tuhan
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Pleidoi Arif Bahas Sikap Kasar Sambo dan Rantai Komando di Polri
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Nota Pembelaan, Hendra Kurniawan & Agus Nurpatria Kompak Hanya Korban Sambo
Sekitar 6 Menit yang laluVIDEO: Pembelaan Arif, Singgung Polisi Langgar Hukum Tuntutan Jaksa Wajib Gugur
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Pembelaan Baiquni, Singgung Niat Baik Bantu Penyidikan dan Kerja Tangan Tuhan
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Pleidoi Arif Bahas Sikap Kasar Sambo dan Rantai Komando di Polri
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Nota Pembelaan, Hendra Kurniawan & Agus Nurpatria Kompak Hanya Korban Sambo
Sekitar 6 Menit yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 10 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 4 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluAbsen dalam 2 Laga Terakhir Madura United, Ronaldo Kwateh Kian Dekat Gabung Klub Turki?
Sekitar 1 Jam yang laluLink Live Streaming BRI Liga 1 : Persebaya Vs Borneo FC di Vidio, 3 Februari 2023
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami