Curhat Pengusaha Ritel: Hampir Tiap Hari Ada Toko Gulung Tikar, Kami Butuh Dibantu
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey meminta pemerintah untuk memberikan perhatian kepada para pedagang atau sektor riil. Sebab sektor perdagangan dan ritel tahun ini belum menjadi prioritas pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional.
"Aprindo memohon kepada pemerintah untuk sektor perdagangan atau sektor riil tentunya pendukung konsumsi rumah tangga yang dominan ke PDB tahun tahun ini belum jadi prioritas," kata Roy dalam Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional - Temu Stakeholders di Bali, Jumat (9/4).
Akibatnya, para pelaku usaha ritel hingga pedagang tenan masih banyak yang terus berguguran. Hampir setiap hari ada toko ritel atau pedagang yang terpaksa gulung tikar. Setidaknya dalam 3 bulan terakhir sudah ada 90 toko yang tertutup.
"Kalau kita lihat 3 bulan ini kita sudah ada 90 toko yang tutup termasuk minimarket, supermarket, depstore maupun juga tenan," kata dia.
Kondisi ini kata Roy sangat memperihatinkan. Sebab dalam toko yang tutup tersebut ada orang yang kehilangan pendapatannya. Apalagi produk yang dijual juga merupakan produk kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, yang butuh vaksinasi bukan hanya sektor kesehatan, tetapi juga sektor ritel dan perdagangan. Setidaknya ada 7 juta UMKM yang berdagang ritel di seluruh Indonesia.
"Kami butuh vaksinasi keuangan selain vaksinasi pandemi," ujarnya.
Konsumsi Masih Rendah
Para pelaku UMKM sudah diberikan suntikan dana permodalan tetapi tingkat konsumsi masyarakat masih rendah. "Mereka dikasih bantuan produksi untuk bisa berdagang dan sektor hilirnya enggak dijaga maka kami sangat prihatin," sambungnya.
Sementara itu, bagi para pelaku usaha ritel banyak yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari perbankan. Padahal dana di perbankan melimpah. "Industri banyak yang sakit termasuk kami. Sementara dana di bank berlimpah," kata dia.
Pembiayaan belum bisa disalurkan dengan alasan belum ada petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
"Siang ini saja komunikasi dengan OJK belum ada juklak juknis padahal katanya perlindungan pemerintah," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ritel Modern Batasi Pembelian Beras, Dirut Bulog Bilang Begini
Sejumlah ritel modern melarang pelanggan membeli beras kemasan 5kg lebih dari 2 per harinya.
Baca SelengkapnyaTak Sembarang Pajang, Barang yang Berjejer di Toko Ritel Ternyata Ada Tekniknya
Biasanya, setiap brand atau produk yang terpampang pada toko-toko ritel membayar tempat tersebut.
Baca SelengkapnyaBeras Mahal dan Langka, Bulog Klaim Sudah Salurkan Stok ke Pasar hingga Ritel Modern Sebanyak 226 Ribu Ton
Khusus di bulan Februari, Bulog sudah mengeluarkan 60 ribu ton beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Stok Beras Kosong di Ritel Modern, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya
Kenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus Penggelapan Ratusan Kendaraan hingga Sewa Gudang TNI Sidoarjo, Tersangka Tentara Dibayar Rp2 Juta
Kasus sindikat penggelapan ratusan unit sepeda motor yang dilakukan tersangka MY dan EI, berhasil terkuak.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Ritel Beri Tanggapan Begini
Pemerintah berencana melarang penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaCurhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPengusaha Ritel: Harga Beras, Gula dan Minyak Goreng Sudah Mahal dari Produsen
Roy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaHati-Hati! Kartu e-Tol Hilang di Jalan Tol Bisa Kena Denda Seharga Tarif Terjauh
Pengendara harus memastikan kartu e-tol memiliki saldo yang cukup, dan tidak hilang atau rusak.
Baca Selengkapnya