Merdeka.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan nampaknya sangat serius dalam mengurusi pesantren keluarga. Bahkan Dahlan berencana akan membangun pesantren kelas internasional atau Islamic Internasional School yang bekerjasama dengan Al Irsyad Singapura. Al Irsyad Singapura sendiri telah bekerjasama dengan sekolah dengan Cambridge yang berada di Inggris. Dahlan mengatakan dengan kerjasama ini lulusan dari pesantrennya akan dapat melanjutkan sekolahnya ke Inggris.

Dahlan menceritakan keseriusan dalam mengurusi pesantren ini bermula lima tahun lalu ketika dirinya telah divonis hanya mempunyai umur 6 bulan lagi dan setelah itu Dahlan melakukan pencangkokan hati.

"Waktu itu, saya berkomitmen tidak mau kerja lagi, tidak mau cari uang lagi. Saya hanya mau fokus pada tiga hal yaitu menjadi guru jurnalistik, kedua menulis buku, ngurus pesantren keluarga," ungkap Dahlan ketika ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (27/9).

Dahlan berkomitmen dengan tambahan umur yang diberikan setelah operasi hati tersebut, Dahlan tetap berkomitmen pada tiga hal tersebut dan sampailah waktu itu ketika Presiden mengangkat dirinya menjadi Direktur Utama PLN. "waktu itu presiden lihat saya kok nggak pernah ke kantor (kerja), jadi saya diangkat jadi dirut PLN dan saya tetap komitmen saya dan saya tidak terima gaji," jelasnya.

Menurut Dahlan ketika dirinya mengurus banyak perusahaan dia tidak sempat mengurus pesantren keluarga dan yang mengurus waktu itu adalah saudaranya yang lain. Oleh karena itu saat ini dia mau tetap fokus mengembangkan pesantren keluarga walaupun masih menjabat Menteri BUMN.

"Urus perusahaan sudah diurus anak saya semua. Karena itu saya nggak pernah ke kantor saya lagi ngajar jurnalistik di grup dulu. Artinya tekad saya tiga itu tetap walaupun dulu saya minta dirut PLN tiga itu tetap saya urusin," tambahnya.

Saat ini, Dahlan berencana akan membangun pesantren berkelas internasional yang berlokasi di Magetan dan Kediri. Di pesantren ini nantinya akan menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.

"Dengan Singapura karena mereka kerjasama dengan lembaga pendidikan di Inggris yang terkenal. Nanti lulusan pesantren saya bisa langsung melanjutkan ke Inggris. "Sekolahnya kena biaya kecuali yang miskin dan pintar nanti ada beasiswa," pungkasnya.