CPO gagal masuk daftar APEC
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan melihat, daftar produk ramah lingkungan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asian Pasific Economic Cooperation (APEC) di Kota Vladiwostok, Rusia, dua pekan lalu, tidak menerapkan parameter jelas.
Itu sebabnya pemerintah tidak mempermasalahkan kegagalan minyak kelapa sawit (CPO) masuk daftar 54 produk yang mendapat prioritas pengurangan tarif masuk 5 persen tersebut.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo menyatakan, pemerintah memilih langkah strategis untuk memperjuangkan CPO dalam pasar dunia. Yakni melobi Amerika Serikat untuk merevisi laporan mereka yang menganggap industri sawit tanah air menghasilkan emisi gas lebih dari 20 persen.
"Kita tidak mau hanya berputar-putar membahas pengurangan tarif, padahal realitasnya, saat ini ke negara anggota APEC hambatan tarif CPO kita nyaris 0 persen, misalnya Amerika, Australia, Kanada, tapi memang dengan Amerika kita ingin mereka datang melihat sendiri industri kita," kata Iman saat ditemui di kantornya, Selasa (18/9).
Februari tahun ini, Kementerian Luar Negeri Amerika melansir Notice of Data Availability Environmental Protection Agencys (NODA EPA) terkait kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Secara tidak langsung, kebijakan pro-lingkungan ini berpengaruh terhadap ekspor CPO dari Indonesia lantaran industri sawit negara ini dianggap hanya mampu menurunkan emisi 19 persen, dari minimal 20 persen.
Iman menyatakan pemerintah telah mendesak Amerika melihat situasi riil. Namun pihak Negeri Paman Sam belum menyanggupi permintaan itu.
Terkait maraknya kritik karena pemerintah dianggap gagal memperjuangkan CPO, Kemendag merasa protes itu salah alamat. Masalah Indonesia soal kelapa sawit sebetulnya dipengaruhi kampanye gelap pegiat lingkungan internasional dan sikap Amerika dengan edaran NODA-EPA.
"Saya merasa tidak ada masalah, perjuangan kita bukan hanya tarif. Daftar 54 produk itu kan semua bicara tarif, kita lebih ingin CPO mendapat keberterimaan yang laik di pasar dunia, terutama bila NODA-EPA direvisi. Ini strategi yang jauh lebih menguntungkan Indonesia," paparnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa Pengertian APEC Itu? Ketahui Pula Tujuan & Peranannya Bagi Indonesia Beserta Kawasan
Berikut pengertian APEC lengkap dengan tujuan dan peranannya bagi Indonesia beserta kawasan.
Baca SelengkapnyaRespons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres
Debat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Rahasia BUMN Pupuk Jaga Ketahanan Perusahaan di Tengah Tantangan Bergerak Dinamis
Pupuk Kaltim sejak 2018 terus mengukur implementasi tata kelola perusahaan sesuai prinsip GCG dengan evaluasi dan asesmen berdasarkan CGPI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Terbitkan Keppres Pemecatan, AWK Ajukan Surat Penundaan PAW di DPD
Alasannya, AWK sedang menggugat BK ke PTUN terkait pemacetannya sebagai anggota DPD.
Baca SelengkapnyaJelang Debat Capres, Ini Catatan Ganjar soal Isu Pertahanan hingga Geopolitik
Ganjar Pranowo mempunyai catatan jelang debat ketiga calon presiden-calon wakil presiden pada 7 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Sempat Berdoa Jokowi Tidak Ikut Turun Kampanye dan Memihak ke Satu Capres
Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca SelengkapnyaDua Perusahaan Dapat Izin Penjamin dan Pengelola Aset Kripto di Indonesia, Industri Beri Tanggapan Begini
Per Januari 2024 terdapat 32 Calon Anggota Bursa yang terdiri dari 29 CPFAK dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBUMN Soal Pengganti Ahok di Pertamina: Belum Dipikirin
Ahok sudah mengundurkan diri dari posisi Komisaris Utama PT Pertamina per tanggal 2 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi
Ahok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca Selengkapnya